Desember 26, 2004

indonesia menangis lagi...

mungkin, sebaiknya kita ganti nama negara saja. layaknya seorang anak, kalau terus-terusan sakit, orang tuanya akan kembali mencari nama yang tepat, mungkin nama yang disandang terlalu berat bagi si anak.

kenapa nama indonesia tidak kita ganti saja?
mungkin juga nama indonesia terlalu berat untuk disandang.

Desember 01, 2004

sesuatu yang sempat tertunda

aku tak ingat lagi tentang malam-malam lalu, ketika matahari yang terbakar itu ditelan gelap. yang aku ingat saat ini adalah kau, makhluk lindap yang diam-diam menggenapkan sunyi malam. sempurna sudah segala rasa. kau datang lantas menghilang. sungguh, aku ingin memelukmu dan berharap waktu terhenti saat ini. membiarkan kita menjadi abadi. menjadi tuhan bagi diri sendiri. menjadi pemilik teguh dari hati.

tapi hanya kau yang benar-benar menjadi tuhan. sedangkan aku masih juga sama, perempuan dengan rindu yang terlampau menggebu.

November 16, 2004

dari lubuk malam,
bulan menangis untuk rasa kehilanganku


dari lubuk malam, bulan menangis untuk rasa kehilanganku
sebab engkau tak lagi hadir bersama sepi yang setia
melekat pada dua bola matamu

di sebuah kamar, tempat lembaranlembaran cerita
beterbangan, aku tetap tak menemukan harum sunyimu
padahal detikdetik mulai berlari bersama bergeraknya
cuaca mnuju cahaya

dimanakah engkau?
aku menunggumu di persimpangan jalan resah
untuk berbagi kisah duka dalam pekatnya rasa
aku ingin mereguk sepi dari cawan lukamu
meminumnya pada perjamuan malam kita
tapi engkau tak ada

dalam kelam, aku sendiri menekuri hari
mentasbihkan sunyi, mendzikirkan senyap
menunggumu dalam kekhusyuan rindu.

BumiAllah, 16 November 2004 | 01:15

November 14, 2004

SEGENAP KELUARGA SIREUM
(sireum hideung, sireum beureum, sireum ateul, sireum hejo, dan sireumsireum lainnya)

mengucapkan:
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

dan sampai jumpa di ramadhan tahun depan!!!
semoga masih ada waktu dan usia.

Oktober 15, 2004

munggah di jogja

ini kali pertama saya memulai puasa di kota orang. sebelumnya, saya selalu berusaha untuk memulai ramadhan di rumah sendiri, di kota saya sendiri. mungkin ini juga yang membuat puasa pertama saya gagal.

empat bajingan memaksa saya untuk lebih banyak mengeluarkan tenaga. perjalanan semakin melelahkan karena beban yang semakin sarat. meski jogja tak lagi asing di mata saya, saya tetap kewalahan dengan 3 bajingan yang baru pertama kali ke jogja, dan satu bajingan yang sedikit gila. tapi tentu saja, saya mau melakukan semua itu, karena saya mencintai mereka.

selamat berpuasa!

catatan: ruang ini akan kosong untuk sementara. dan seterusnya, saya akan mulai mengisi lagi catatan ramadhan yang sudah hampir setahun saya abaikan.

Oktober 13, 2004

marhaban ya ramadhan...

ramadhan,
kembali kumasuki pintu gerbangmu
kembali jasad ini memohon berkah di kakimu
kembali doadoa ini menghiasi setiap malammu
kembali aku padamu, ya ramadhan.

kawan atau pun lawan, saya mohon maaf apabila selama ini pernah menyakiti, mencaci, memaki, baik yang disadari atau tidak. sekali lagi, mohon maaf lahir dan bathin!

Oktober 08, 2004

tiga kabar gembira

kesibukan telah menyita waktu saya untuk sekadar bisa mengucapkan selamat kepada orang-orang yang saya cintai saat mereka tengah dihinggapi kebahagiaan. saya banyak tersenyum, membayangkan bahwa kebahagiaan yang mereka rasakan adalah kebahagiaan yang teramat sangat. limpahan yang tak mungkin bisa tergantikan dengan apa pun. dengan siapa pun. detik ini, saya hanya ingin mengucapkan selamat.
adapun orang-orang yang berbahagia itu, adalah:

pertama
telah lahir dengan selamat, putra kembar pasangan ibu ini dan bapak ini pada hari jumat 1 oktober 2004, jam 23.00 dengan nama Marendra Caesar Rizkyta dan Radithya Caesar Rizkyta. saat pasangan ini menikah, saya tak bisa hadir. dan sekarang, saat buah cinta mereka telah lahir, saya pun tak bisa menengok keponakan baru saya itu. menyedihkan... :(

kedua
telah menikah, seorang penyair perempuan tepat pada tanggal 3 oktober 2004 di jakarta. lagi-lagi, saya tak bisa hadir pada saat pernikahannya. jakarta, meskipun saya pernah melaluinya dalam 14 jam. tapi ternyata tidak semudah itu untuk berangkat ke sana tanpa uang sepeser pun.

Ndah, ini mungkin bisa mewakili permohonan maafku atas ketidakhadiranku kemarin.

ketiga
besok, tanggal 09 oktober 2004, satu orang teman lagi akan merasakan bagaimana rasanya bebas menjadi mahasiswa, mempunyai gelar, dan bertaruh untuk hidup selanjutnya. doaku, kukirim untukmu. agar apa yang menjadi mimpi, harapan, dan keinginanmu tercapai dalam waktu dekat.

hidup bagi saya semakin melelahkan. tapi melihat ada banyak kebahagiaan untuk orang-orang di sekeliling saya, membuat saya yakin, bahwa kelak, kebahagiaan akan hinggap dalam hidup saya. amin!

September 30, 2004

kadang pagi tak selamanya indah
ada pagipagi yang penuh ketergesaan
dan rasa letih pada hidup, rutinitas
yang membosankan dan bising
yang memekakkan.

semoga pagimu tetap indah!

September 29, 2004

aku tak tahu berapa lama lagi masa ini akan terus kita lalui. mengeja namamu, seperti tahun-tahun lalu, ternyata tak mudah. ribuan peristiwa muncul, seakan-akan membuatku harus melupakanmu. tapi aku tak mungkin sanggup.

September 28, 2004

kepadamu,
tuan penghuni ruang kosong
bernama kesunyian


aku bertemu denganmu tepat ketika langit gelap
bulan mati suri dengan bebintang yang enggan pulang
sunyi menyergap. pengap menyerbu
dan aku jadi tahu, kelam tak selamanya menakutkan

berlarilah
dekap aku dalam malammu
biarkan jiwa kita mengembara
menembus mimpimimpi usang
membunuh ketakutan demi ketakutan
memeluk seribusatu harapan

kelak, kita akan bertemu
tepat saat purnama singgah diantara ranting
ranting pinus yang membiru.

September 27, 2004

hujan

indonesia beruntung hanya punya dua musim. musim penghujan dan musim kemarau. coba bayangkan jika indonesia punya empat musim. bagaimana nasib mereka, orang-orang yang hidup dan mencari makan di jalanan saat musim salju datang? mengerikan.

bahkan, saat hujan saja. bangsa ini seolah-olah merasa bahwa tuhan sangat kejam. mengirimkan terlalu banyak air hingga akhirnya banjir. padahal siapa yang salah? siapa yang telah seenaknya mengubah hutan menjadi gedung-gedung? siapa yang membuang sampah seenaknya ke selokan atau sungai? siapa? tidak mungkin tuhan.

saat kemarau panjang. bangsa ini kembali mengeluh.
ini terlalu panas, tuhan!
negeri kami terbakar!
air menjadi sesuatu yang mahal,
seharga intan dan berlian.
tuhan tidak adil!

kalau begini caranya, tuhan memang tak pernah benar-benar adil sampai kapan pun.

terima kasih, tuhan. akhirnya tanah-tanah di kotaku kembali basah oleh hujanmu.

September 26, 2004

aku bahagia mampu melihatmu tersenyum.
melihat gerai rambutmu yang tak sepanjang dulu. aku bahagia. aku memang tak pernah merasakan pergulatan batinmu, ketika deadline demi deadline harus selesai tepat waktu. saat kebosanan memburumu setiap saat. aku memang tak pernah tahu semua itu.

September 25, 2004

tentang sebuah keinginan

malam ini aku kembali bertemu denganmu di tempat yang sama saat aku melihatmu pertama kali. aku tak banyak bicara, meski kau teramat dekat. bukan apa-apa, hanya aku memang tak terbiasa berbasa-basi. dan seperti katamu, aku memang sangat menyebalkan. begitulah hidup, bukan? sangat menyebalkan!

aku tak berharap kita bertemu malam ini. sebab, ada kalanya seseorang berharap tidak dipertemukan dengan seorang manusia-pun. sama halnya sepertiku malam ini. aku berharap aku terasing dalam dunia yang tak asing. tapi benar-benar tak bisa. karena ternyata, ada teman lama yang muncul begitu saja di depanku. aku tak mengira itu dia. akhirnya, keterasingan ini menjadi kabur bersama senyumnya. perempuan dengan senyum seorang ibu.

kami bicara tentang masa lalu. tentang harapan-harapan yang terlalu besar bagi tubuh kami yang kerdil. tentang usia yang semakin lama semakin tua. tentang pernikahan dan seseorang yang dicintai. tentang sahabat-sahabat lama yang masih sering bertemu dengannya, dan tak pernah sekalipun bertemu denganku.

ini malam yang teramat biasa,
saat aku menemukanmu dengan wajah teramat datar
saat aku menginginkan kau tak ada.

September 23, 2004

aku jatuh cinta

cintaku jatuh!
jatuhku cinta!
cinta terjatuh!
jatuh tercinta!
cinta yang jatuh!
jatuh yang cinta!

aku jatuh cinta padamu.
entah untuk ke berapa ratus kalinya,
entah untuk ke berapa juta kalinya.
padamu. hanya padamu.

September 22, 2004

ingatkah engkau kekasih?

setahun yang lalu, arah hidupmu berbelok. ransel yang telah lama membeku di sudut kamarmu kembali mengisi setiap langkahmu. engkau kembali memulai perjalanan baru bagi hidupmu.
kita memang tak pernah tahu, kapan dan dimana langkah ini akan berhenti. atau dengan siapa akhirnya kita membangun kisah cinta. yang kita tahu adalah bahwa kita harus tetap melangkah, apa pun yang terjadi.
setahun yang lalu, engkau memulai hidup barumu. meretas masa depan dengan seribu harapan. dan aku, aku masih berdiri di sini, setia mengirim doadoa kecil untukmu. hanya doadoa kecil. tak lebih, tak kurang.

kini, setahun telah berlalu dalam peristiwa-peristiwa. dan aku tak tahu, perasaanmu yang sebenarnya tentang dunia barumu. aku buta akan itu semua. sebab engkau, sudah lama tak menyapaku.

September 21, 2004

menyerahlah kau, bajingan!

biarkan aku membunuhmu untuk kesekian kalinya.
karena kematian sebelumnya ternyata hanya menghilangkan sedikit saja kepicikan yang melekat di dadamu, sedang jiwamu masih pecundang.

biarkan aku membunuhmu sampai kau benar-benar mati.
agar tak ada lagi seseorang yang menangis karenamu!

September 19, 2004

menjadi penyair

seseorang berkata padaku dalam sebuah malam,
"ajari aku menulis puisi!" katanya.
"untuk apa kau menulis puisi?"
"aku ingin menjadi penyair!"
"baiklah. aku akan mengajarkanmu menulis puisi. dengarkan olehmu baik-baik!"

tiga modal besar yang harus dipahami oleh seorang penyair adalah:
satu: kamu harus meyakini bahwa menulis puisi berbeda dengan menulis cerpen.
dua: menulis puisi adalah mengikat kata, memperluas makna.
tiga: kamu harus yakin, bahwa kamu takkan pernah menjadi kaya dengan menulis puisi.

dalam sejarah mana pun, tak ada seorang pun yang kaya hanya gara-gara menjadi seorang penyair. kalau pun tokh ada seorang penyair yang kaya, itu bukan dari kepenyairannya. kamu boleh buktikan kata-kataku.

September 17, 2004

malam ini, kita tak perlu berupaya untuk bisa berbicara seperti malam-malam lalu. bukankah sunyi atau apa pun namanya tak lagi berarti setelah semua yang ada dalam pikiran, dalam hati, dalam dada kita menjadi fatamorgana.

engkau dan aku berjalan dalam malam. melarutkan seluruh kenangan. menggenapkan seluruh kesadaran. lupakan tentang apapun, tokh ingatan-ingatan hanya akan membuat diri kita tersiksa dan terbelenggu.

pertengkaran hanya akan membuat kita terbakar dalam kemarahan. biarkan diri kita alir dalam waktu, melaju dalam kelam. sebab esok, mungkin kita tak pernah bisa bertemu lagi.

September 16, 2004

ini tentang butre

iya, ini tentang kamu, tre!
tentang pertemuan kita di satu malam. ketika harapan demi harapan tumbuh dalam hati para pemuja mimpi. ketika kau dan aku sudah benar-benar nyata dan bukan cuma berupa nama-nama.

ini tentangmu, tre.
akhirnya hidupku kembali pada malam.

September 15, 2004

malam ini, aku menemukan sebuah puisi yang kubuat setahun atau mungkin dua tahun ke belakang. aku tak sengaja menemukannya dari buku catatan lamaku. buku itu muncul tiba-tiba saat aku mencari alamat sebuah penerbit.

sebuah catatan tentangmu

senja ini, kubakar kerudung keikhlasanku
menjemputmu di gerbang duka, mendekapmu
dalam lanskap airmata, menciummu dengan geletar luka
mengajakmu memasuki neraka

senja ini, tak ada lagi catatan bahagia
selain keterpesonaanku padamu
;pada kepahitan yang abadi

mari, masuki rumah sepi bersama hantuhantu
yang tak lagi mencintai dunia

bunuh segala ingatan!

bandung, 05 november 2002.

aku tak ingat lagi, apa yang terjadi pada tanggal itu. yang jelas, diksi dalam puisi itu membuatku mengeryitkan alis. mengerikan! apa yang aku tahu tentang neraka? hantu? luka? sepi?

September 13, 2004

antara ciwalk, putus asa dan oleh-oleh banyuwangi

judul postingan kali ini agak panjang. ya, skripsi aja bisa panjang judulnya. kenapa postingan nggak? hari ini anak-anak BBV pada ngumpul di ciwalk. selain karena ada teteh satu ini yang jauh-jauh dateng dari banyuwangi, acara hari ini juga sekalian selametannya bapak ini dan bapak ini yang baru saja menyelesaikan sekolahnya. selamat datang di universitas kehidupan. belom lagi selamatan manusia satu ini yang katanya tengah menempuh hidup baru. ini selametan pindah url atau selametan ganti nama nggak ngerti juga. hehhe.. intinya, hari ini BBV lagi syukuran.

tapi bentar, siapa yang putus asa?
ohh.. soal yang putus asa. itu sih saya. iya, saya lagi putus asa. masalahnya sepele sebenernya, nih novel kapan selesainya? coba ya, itu tokoh-tokoh dalam novel saya, bisa nggak ya kalian berhenti dalam satu bulan saja. tanpa melakukan perubahan-perubahan besar dalam hidup kalian, biar saya nggak merasa jadi basi lagi??

September 12, 2004

Lelaki Senja

ada yang setia menanti senja
di bawah guguran detikdetik.
mungkin esok, senja kembali berkabut
tapi cakrawala tak pernah dusta
kelak, akan ada jingga
yang kembali mewarnai senja.

bandung, 12 september 2004

September 11, 2004

sukajadi ==> leuwi panjang ==> bekasi ==> mampang ==> SANTA ==> bekasi ==> leuwi panjang ==> sukajadi lagi!

rute itu hari ini ditempuh lagi dalam jangka waktu 15 jam. ini benar-benar melelahkan. perjalanan yang menuntut kesabaran. tujuan utama adalah pasar santa, andai ada pintu kemana aja-nya doraemon, mungkin perjalanan yang melelahkan itu tak perlu ada. sebab sesampainya di pasar santa, hanya ada waktu satu jam untuk membereskan pekerjaan, setelah itu buru-buru pulang agar tak kemalaman di jalan.

setan!
kalau harus begini terus tiap minggu, bisa-bisa aku tua di jalan. HELP ME! adakah yang mau menyewakan helikopter? atau gantole mungkin? kalo pake gantole nanti startnya di gunung tangkuban perahu kali ya? hehehe..

LELAH! PAYAH! BEGINILAH ORANG SUSAH! SELALU SALAH! APAH? :D

September 09, 2004

sebuah bom meledak di jantungku
ada yang pecah berkepingkeping
mengalirkan darah dan airmata
ketakutan dan kecemasan menjadi hantu

ini dengki milik siapa?
baunya membusuk diruang tanpa cahaya.

September 08, 2004

Pentagon Lantai 3

sore tadi, kembali aku menyusuri jalan-jalan masa lalu. ini benar-benar seperti dejavoe. seorang sahabat, memaksaku datang ke kampus untuk menghadiri diskusi rutin UKM sastra. aku memang bukan lagi bagian dari mereka. tapi diskusi kali ini memang sangat istimewa.

Pram, seorang laki-laki yang nama sebenarnya adalah Asep, telah berhasil menulis sebuah novel bertema Revolusi. tema yang sangat jarang diusung oleh seorang penulis muda. sebutan Pram sendiri lahir karena kegilaannya pada buku-buku Pramoedya Ananta Toer. aku datang untuk kebahagiaannya.

judul novelnya adalah "Yang Melawan"
benar-benar sangat provokatif. dan tebalnya sungguh sangat menakjubkan, mengingat dia adalah penulis muda. kini, novelnya memang belum jelas siapa yang menerbitkan, karena memang dia tengah mengirimkannya ke beberapa penerbit. siapa yang sanggup menerbitkannya belum jelas.

ada yang berminat?

September 07, 2004

ini tentang kau
:kekasihku


lelahmu takkan pernah usai
setelah sekian lama, detik tak pernah
benarbenar menyempurnakan menit
dan menit tak pernah menggenapkan diri
dalam hitungan jam. seluruhnya bergerak
tanpa henti.

ini tentangmu, kekasih
saat rindu menjelma hantu,
keraguan adalah iblis yang menyesatkan
berjalanlah dalam sunyi
jangan ucapkan apa pun
sebelum matahari terbit
dari timur batinmu.

ini tentangmu, kekasih
laki-laki yang tak pernah berhenti
kucintai.

Bandung, 06 september 2004

September 05, 2004

ini tentang kawan lama

malam kemarin sengaja menghadiri launching sebuah novel, judulnya: Wajah Sebuah Vagina karya Naning Prananto. datang ke sana tak berharap apa pun, selain hanya melihat orang-orang yang menyimpan mimpi tentang sastra. meski sudah sejak lama, saya telah menghapus mimpi itu.

di sanalah saya kembali bertemu kawan-kawan yang hampir dua tahun lebih tidak pernah bertatap muka. saya bukan lupa terhadap mereka, tapi dunia kami memang sudah berbeda. kampus bukan lagi tempat bagi saya, sedang mereka adalah manusia-manusia yang hidup dan belajar tentang hidup di sana. dunia kampus sudah saya buang sejak lama. sejak saya memutuskan untuk menjadi seorang penulis.

kini, setelah saya bertemu mereka. ingatan itu kembali muncul. bagaimana mimpi yang saya bangun telah menghancurkan mimpi lain, yang banyak orang menganggapnya teramat sangat berharga. mungkin mereka yang tahu bagaimana saya membuang masa depan saya akan tertawa, terbahak-bahak menertawakan kegagalan saya. tapi tentu saja, hidup belum selesai sampai di sini kawan.

tunggu satu atau dua tahun lagi, kita akan lihat, siapa yang sebenarnya telah benar-benar hidup untuk kehidupan.

September 03, 2004

ini tentang alfianus rinting

iya, ini tentang kamu, ting!
tentang pertemuan kita yang layaknya skenario sinetron. tentang aku yang ngebut dengan ojeg supaya nggak telat mengantar kepergianmu. tentang pertemuan kita yang teramat sangat singkat.

akhirnya tuhan mempertemukan kita juga, setelah sekian lama namamu hanya mengisi memori kepalaku, kini raut wajahmu telah kusimpan rapi juga bersama dengan namamu. aku tak sempat bertanya, sudah berapa lama kau di kotaku. sebab mengetahui keberadaanmu yang begitu dekat, aku tak punya banyak waktu untuk berpikir, karena sebuah ojeg lebih penting dari segalanya.

ting, akhirnya aku bisa mengantarmu untuk menempuh kembali perjalananmu menuju timur. kota, tempat aku menyimpan impian.

selamat jalan, kawan!

September 01, 2004

anjing!

makian yang teramat biasa itu sering keluar dari mulut-mulut kami, manusia penjelmaan binatang. tak pernah ada yang sanggup melebihi kekuatan makian itu, sekalipun sama-sama menyebutkan binatang, misalnya: babi! kecoak! cicak! bagong! monyet! dst..

anjing!
sangat nikmat di lidah-lidah kami yang terbiasa memandang hidup dari sudut yang berbeda dengan anda, mungkin. sesuatu, seperti kehilangan maknanya ketika kata makian itu tidak diikutsertakan. kenikmatan yang melebihi kenikmatan orgasme.

maka anjinglah kau, laki-laki!
tentu saja, ini bukan untukmu.
bukan.

Agustus 29, 2004

semacam igauan

aku berharap, kelak, ketika masa itu tiba, mungkin. karena mungkin juga masa itu tak akan pernah datang. sebab tak ada yang pernah tahu, bagaimana hidup menjerumuskan seseorang dalam takdirnya sendiri. ya, kelak, datanglah kau padaku dalam kejernihan. bukan semata-mata jarak yang terlampau yang menggusurmu untuk singgah di kotaku, tapi pikiran yang sangat rasional, yang akan membawamu padaku.

kelak, saat masa itu datang. katakanlah keinginanmu, mimpimu, dan segala hal yang menurutmu tak pernah kau capai selama hidupmu, dan aku. tentu saja dengan segala kesadaran dan tentu saja harapan, akan berdoa untuk mimpimu itu.

ini untukmu!
iya, untukmu.

Agustus 24, 2004

doaku menyertaimu, kekasihku!

doaku akan selalu bersamamu
apa pun yang terjadi
sebab hanya engkau yang kucintai.

kesedihan yang teramat sangat adalah mengetahui bahwa engkau tengah tenggelam dalam duka yang panjang

Agustus 18, 2004

"sejak kapan kau percaya pada mimpi?" tanyaku penuh minat.
"sejak mimpi mengatakan bahwa aku akan kehilangan ibuku! kuharap kau pun percaya pada mimpi-mimpimu!" ucapnya tegas.
"tapi mimpiku terlalu banyak. aku pun tak ingat semuanya!" jawabku semakin kebingungan.
"pasti ada yang kau ingat! pasti!" katanya kembali meyakinkan.
"entahlah, aku tak yakin mimpiku punya makna," aku menarik nafas. ada beban yang ingin aku hembuskan seiring udara yang keluar.
"percayalah!"
dia berlalu dari hadapanku. meninggalkanku kembali seorang diri. hanya sendiri.

Agustus 16, 2004

banyak PR yang harus segera kuselesaikan setelah sakit ini perlahan hilang,

- beberapa buku yang kupinjam harus segera dikembalikan karena terlalu lama di tanganku. bukan karena belum selesai, tapi karena aku keburu tumbang.

- sebuah cerpen harus selesai sebelum agustus ini berakhir. kalau tidak, jangan berharap bisa hidup lebih lama lagi.

- tiga buah novel ingin segera punya akhir cerita. mungkin ini yang membuatku sakit. tokoh-tokoh dalam novel itu menyerbuku, meminta diperjelas hidupnya.

- PR kita, La. ini hanya perlu sentuhan terakhir kan? sabar ya!

- utangku sama kamu juga, kez! kapan ya kumpul lagi? ketemu lunas deh ;)

- kurasa cukup ini saja dulu PRku, terlalu banyak sih.

Agustus 13, 2004

cukup satu puisi
untuk mewakili sakit ini


aku tahu, aku tak bisa menolak
ketika seribu mimpi menyerbu, mendobrak,
menyerang hingga aku menyerah dan kalah.

30 hari panji peperangan ini berkibar
30 hari aku kehilangan sebagian malam
30 hari lelap kuhindari
dan kini, setelah 30 hari perlawanan tanpa henti
aku pun terkapar menerima kekalahan

sudah 10 hari aku tak menatap matahari
sudah 10 hari aku hidup dalam mimpi
sudah 10 hari aku lupa akan diri
sudah 10 hari aku menjadi tokohtokoh yang tak aku kenali

aku tahu, aku tak akan pernah bisa
untuk tidak bermimpi lagi.

Bandung, 10 agustus 2004

cat: kurasa ini semua cukup mewakili kesakitanku selama seminggu ke belakang.

Juli 30, 2004

Bandung, 30 Juli 2004

Kepada Yth.
Kekasihku

Terima kasih, Engkau telah menyempatkan diri berkunjung ke ruang batinku. Sesaat sebelum berangkat.* Istirahatlah di dalam, di luar peradaban hanya akan merebut seluruh jiwa dan ragamu, membuatmu lelah menempuhnya. Di cakrawala seorang rembulan pun tampak sudah sangat tua, letih menampung malam seorang diri sudah sejak hari yang pertam. Apaapa yang tertera di langit dan apaapa yang terjadi di bumi akan kugubah menjadi sajak cinta, semoga berkenan membacanya.

Sebab engkau menjadi tamuku yang terakhir, siapa pun engkau. Izinkan aku mengajak dan memilihmu sebagai sahabat sejalan. Negeri impian dan citacitaku teramat jauh, kakiku tak akan sanggup merengkuhnya. Aku butuh teman yang sanggup membebaskan diriku dari rasa asing, sepi, letih dan seterusnya. Apakah engkau tidak pernah tahu, bahwa rasa sepi itu sangat jahat

Tapi sepi memang abadi, tamu manusia yang tak pernah diundang

Sekali lagi terima kasih, siapa pun engkau, aku cinta padamu.

Bandung, Juli 2004.

*) Dikutip dari sajak Sapardi Djoko Damono

Puisi ini ditulis oleh Doddi Achmad Fauzi. Mungkin untuk kekasihnya. Mungkin juga bukan. Saya mengutipnya, untuk sang kekasih.

Juli 29, 2004

bila mimpi ini masih datang juga
biar kuhabiskan malam tanpa lelap
dan takkan kubiarkan kantuk singgah
juga tak ada lagi kata menutup mata

bila mimpi ini masih datang juga
biar kuhapus kata tidur dari kamus hidup hari esok

Juli 23, 2004

mimpi

kalau aku tidak salah menghitung, hampir sekeluarnya aku dari smp, aku sudah tidak pernah lagi bermimpi. kalau pun bermimpi, itu mimpi yang kadang tidak jelas. sekilas, lantas keburu terbangun atau dibangunkan. dan itu sangat jarang sekali. tapi sekarang, dari semenjak awal bulan juli, tak ada sehari pun aku tidur dengan tidak bermimpi. setiap malam dengan mimpi yang berbeda, yang terkadang aku malah lupa detail mimpinya, saking seringnya mimpi itu meloncat-loncat dari satu kejadian ke kejadian yang lain. yang aku ingat potongan-potongannya, terutama yang aneh dan agak menyeramkan. pokoknya mimpinya membingungkan.

kejadian ini membuat aku sangat lelah. terbangun dari tidur bukannya malah segar, tapi membuat tubuh rasanya semakin lemah. kenapa ya???

Juli 19, 2004

merokok

jika merokok mampu membunuh seorang manusia sekaligus, mungkin saat ini, sudah kuhabiskan berbatang-batang rokok.

Juli 15, 2004

biarkan letih menari

biarkan letih ini menari
mengisi setiap ruang kosong dalam diri
meski sekadar menjejak selangkah lantas kembali berlari

terlalu hiruk jiwa kita memandang dunia
hingga malam menjadi terang
sedang siang semakin benderang
lantas kita lupa membaca peta pertama
hingga tersuruk dalam dunia purnama penuh fatamorgana

biarkan letih menari dalam diri
agar gelap bersedia singgah di dua bola mata kita.
kita akan kembali terjaga, saat fajar tiba
bukankah sudah lama tak kau lihat matahari terbit
dalam biru hatimu???

bandung, 11 juli 2004

Juli 11, 2004

duniaku gelap, tuhan!

aku tahu, ada banyak alasan seseorang untuk terluka. begitu pun bahagia. tapi malam ini, bertemu denganmu rasanya tidak menjadi alasan untuk aku merasa bahagia. meski rindu itu telah membuat sesak ruang-ruang sempit dalam dada, tapi kehadiranmu belum cukup mencairkan rindu itu hingga menguap menjadi tawa.

duniaku mungkin terlalu gelap, hingga aku ingkar atas nikmat tuhan malam ini. sampai membuat engkau pulang, -mungkin- dengan seribu tanda tanya. jujur saja, kadang aku ingin merasakan merengek (atau bahkan menangis?) di dadamu, menumpahkan seluruh bencana ini dalam hangat pelukmu. tapi aku bisa apa? mungkin meluangkan empat jam saja untukku terlalu berlebihan bagimu.

aku menyadari sesadar-sadarnya, bahwa aku bukan hal terpenting dalam hidupmu. bahkan aku juga bukan hal paling sepele dalam hidupmu. aku hanya bagian terkecil dari hidupmu yang bisa kau usik kapan saja kau mau. sebab aku hanya berupa borok. dan jika kau mau, kau bisa membiarkan aku selama yang kau mau, jika tidak, kau cukup memberi sedikit obat di kulitmu yang infeksi. kau tahu apa artinya itu? kau pun mampu melenyapkan aku dalam hitungan detik tanpa rasa sakit.

aku memahami jika langkahmu sekarang masih teramat panjang. sedang aku adalah mimpimu di jalan paling ujung itu. dan aku, hanya layak untuk menunggu. menunggu kau datang padaku di ujung jalan nanti, pada akhir perjalananmu. jika kau memutuskan berbelok ke kiri, sehingga kita pada akhirnya benar-benar tidak akan bertemu. maka aku hanya akan menjadi perempuan dungu dengan seluruh romantismenya yang paling absurd. dan semua orang berhak mencemooh aku atas kebodohan ini.

aku tahu, menyadari dan memahami bahwa kau adalah pengecut. tapi aku lebih tahu, lebih menyadari, dan lebih memahami bahwa aku telah benar-benar jatuh cinta pada kepengecutanmu, lelakiku!

Juli 09, 2004

no communicator no cry

sudah seminggu ini tak lagi terdengar dering itu.
hampir seminggu penuh aku merasa menjadi manusia paling bebas. melebihi tarzan. tak ada lagi yang tiba-tiba marah karena sebuah kesalahan tanpa disengaja, tak ada lagi ajakan nonton teater tiba-tiba, tak ada lagi teguran-teguran tiba-tiba. semuanya mengalir seperti sungai. ketiduran sampe pagi tak ada yang mengganggu, pulang sampe larut tak ada yang manggil nyuruh pulang. pokoknya bebas.

tapi tentu saja, bukan berarti dengan begitu tidak ada pertemuan yang tiba-tiba. sebab dalam pertemuan, ada tangan tuhan yang turut campur. seperti kemarin, dua hari yang lalu. tiba-tiba kami berjalan ke arah lembang. kaki-kaki ini melangkah seringan kapas. entah kenapa, tak ada keinginan untuk mencari arah yang lain. dan akhirnya, kami berjalan dari lembang sampai ciumbuleuit. lantas pulang dengan sedikit ucapan perpisahan.

kami memang adik-kakak yang terlahir dari ras, suku dan budaya yang berbeda. tapi bukankah alam mampu menyatukan setiap jiwa? maka menjelmalah perjalanan itu menjadi sebuah kontemplasi terhadap diri. memahami lebih banyak sifat dan karakter manusia.

dik, lain kali kita berjalan lebih jauh ya?
mau kan?

Juli 04, 2004

hanya malam ini saja

izinkan saya menangis
atas apa yang terjadi hari ini
hanya kali ini saja
tidak besok
tidak juga lusa
meski luka yang terasa
akan semakin menyesak
bahkan membunuh saya.

hanya malam ini saja
izinkan air mata saya tumpah
dalam lembarlembar sejarah
sepimu yang basah.

bandung, 04 juli 2004.
ketika penantian teramat menyakitkan, 21:00

Juni 30, 2004

Kado Ulang Tahun

kali ini, biarkan jiwa kita terluka
oleh jarak atau titiktitik hitam dalam peta
biarkan semua hanya pertanda bahwa airmata
masih akan setia membangun sungai dalam dada

sebab akan ada saatnya bagi kita
untuk meremukkan jarak
menggunting skala pada peta
hingga satu tetaplah satu, tak lagi seribu

biarkan rindu itu berteriak di tebing hati
memantul di lembahlembah jiwa
pada malam tanpa cahaya
menghitung usia yang berguguran
dari angkaangka di atas kalender

sebab akan tiba waktunya bagi kita
untuk menyalakan kesunyian demi kesunyian
diantara malammalam tanpa cahaya bulan
agar usia yang genap berdetak
tidak hanya dalam hitungan angka
tapi juga dalam rasa, dalam dada
dalam nafas semesta.

bandung, 30 juni 2004

HAPPY BIRTHDAY TO YOU...
I hope the love always with us forever...

Juni 29, 2004

aku berharap seseorang menghadiahiku sebuah puisi. tapi sepertinya puisi sudah lama dilupakan sebagai sebuah kado atau bingkisan. jadi lebih baik kuhadiahi diriku sendiri dengan sebuah puisi. memang. aku memang narsis!

Jamal D. Rahman
Kado Ulang Tahun

terimalah selembar laut, seberkas daun kering
dan pintu segala penjuru. kumaknai luka tanpa airmata
dan kubiarkan perjalanan menyanyikan batu karang
jalan-jalan semakin sulit kupahami

tapi laut masih kutulis dengan airmata
yang mengalir menjadi anak sungai
di rongga-rongga doaku

terimalah selembar tangis dari dasar malam
segelas arak dan arah angin. terimalah ombak berkibar
sebagai matahari terpancang di geladak lautan

duduk di selembar daun. orang-orang berlari
seperti darah di atas kaca. waktu pun mencair
dan jam gemetar

maka kubiarkan ombak menyampaikan salam dunia
pada menara usiaku.

1988.

HAPPY BIRTHDAY TO ME...
aku tak akan menolak, jika masih ada yang mau
memberiku sebuah puisi sebagai hadiah...

Juni 26, 2004

satu kata

hari ini hanya ada satu kata: MACET!
bandung lagi diacak-acak sepertinya.
tak ada jalan yang tidak macet.

oh ya, sebentar lagi ada kejutan.
jadi alangkah lebih baiknya kalo kita menghitung mundur dari sekarang.

10...9...8...7...6...5...4...

Juni 18, 2004

bandung heurin ku tangtung

akhir-akhir ini aku linglung
seakan-akan bukan di kota sendiri
seakan-akan di negeri asing
mungkin masih mendingan terdampar di hutan belantara
tapi ini, di kota sendiri benar-benar tak mengenali
jalur angkot dirubah
jalan yang biasanya dipakai untuk dua jalur
kini jadi cuma satu jalur. dimana-mana macet.

oh ya, satu hal lagi
banyak pedagang kaki lima diusir dari trotoar
sebuah percakapan yang aku tangkap dalam sebuah angkot masih terngiang di telingaku sampai sekarang:

penumpang 1 : "hari ini terpaksa kita ngutang dulu buat makan"
penumpang 2 : "lahh mau gimana lagi, dagangan kita diambil semua. sampe meja ama kursinya ikut diangkut juga. masih mending roda terselamatkan"
penumpang 1 : "makin hari, makin sulit aja nyari duit"
penumpang 2 : "asikan ngerampok kali ya bang?"
penumpang 1 : "hussss!"

apakah keindahan kota ini harus ditebus dengan perut-perut yang menjadi kosong tak terisi? dengan manusia-manusia yang terpaksa menjadi pencuri?

Juni 12, 2004

baiklah, kuceritakan semua padamu

ketika lelah singgah dan mengisi seluruh ruang sempit dalam batok kepalamu, apa yang akan kau lakukan?
bagiku, perjalanan adalah satu-satunya cara menghilangkan makhluk kebosanan yang setia datang disaat rutinitas hampir-hampir membuat kita mati dalam kebosanan. begitulah semuanya dimulai...

perjalananku kali ini ke arah timur adalah dengan niatan melenyapkan seluruh penat yang bercokol. berisik dalam otak, menyatu dalam pikiran. arah timur, seakan-akan aku memburu matahari terbit mungkin. entahlah.. tapi untuk saat ini timur mungkin lebih baik.

dan JOGJA adalah tujuan utamaku.
rasanya mungkin akan lain ketika menemukan wajah-wajah baru dalam memori jiwamu. berkenalan dan bercerita dengan wajah-wajah asing yang sebelumnya mungkin tak pernah melintas dalam mimpimu. memang, tidak semuanya berwajah asing. ada wajah-wajah yang memang sudah terbingkai dalam album kenangan, tapi ini pertemuan yang mengejutkan, yang mampu membangkitkan kebahagiaan yang tiba-tiba dalam dada.

KALIURANG menjadi sangat indah. padahal setahun yang lalu, hampir seharian disana. tapi kok kaliurang yang sekarang lain ya? membawa pesona aneh. memberikan nuansa yang mistik. apa gara-gara ada yang setia melantunkan dongeng-dongeng misteri ditelinga saya? entahlah.. yang jelas, kaliurang semakin memikat. dan tepat, ketika perjalanan akan diakhiri, seseorang datang menawarkan perjalanan baru. perjalanan yang akan membuat adrenalin kita terpacu seribu kuda. dan aku tanpa ragu, mengiyakan.

puncak MERBABU adalah tujuan utama perjalanan berikutnya. dengan letih yang tak terkira, karena hampir semua tenaga terkuras semua, pelan tapi pasti, puncaknya semakin nyata terlihat. tertatih-tatih aku melangkah, ini pendakian yang melelahkan sekaligus menegangkan. tepat saat matahari muncul dari arah timur, puncak MERBABU akhirnya tercapai juga. angin menyambut kami dengan seribu ciuman yang bertubi-tubi. bertubi-tubi. dan lewatnyalah, kutitipkan rindu ini, padamu. hanya padamu!

Juni 09, 2004

adakah seseorang merindukanku?

jika tak ada, sepertinya tak usah kuceritakan apa yang telah terjadi beberapa hari kemarin. sebab semuanya tak berarti apapun, kecuali memang ada yang benar-benar menginginkannya. karena rindu.

Juni 01, 2004

ini tanggal satu kan?
nggak. bukan kok. aku gak kerja, jadi bukan gajian yang ditunggu.

ini bulan juni kan?
nggak. bukan kok. aku golput, jadi ini tidak ada hubungannya dengan pemilu atau kampanye.

lantas?
ini cuma bulan yang paling kunantikan, sekaligus tidak kuharapkan kedatangannya. karena di bulan ini sisa umurku semakin berkurang. dan saat itulah, kematian sepertinya berjarak sangat dekat. sangat lekat. entahh... kok tiba-tiba aku selalu ingat kematian, ketika seharusnya seseorang merayakan usianya yang genap. ini terjadi sudah lama. bertahun-tahun yang lampau, tepat ketika maut tak jadi menjemputku. padahal antara aku dan kematian sudah benar-benar tidak berjarak.

jadi kamu ulang tahun hari ini?
nggak. bukan kok. ulang tahunku masih beberapa minggu lagi.

Mei 30, 2004

rindu ini mencair juga
kau datang pada waktu yang tepat, sayang!
tapi.. kau pergi secepat kilat
seperti ribuan jarum jam yang melesat
tak terlihat
tak sempat terjerat...
dan aku kembali tersayat
jahattt!!!

maaf, malam ini saya kacau!
benar-benar kacau!
sekali lagi, maaf!

Mei 27, 2004

kok bisa ya?

perempuan kalo jalan di mall bisa berjam-jam, padahal hanya sekadar melihat-lihat, tanpa membeli lho!
tapi kalo seturun dari angkot sampe rumah, rasanya cepat capek dan pegel-pegel. akhirnya banyak perempuan memilih naik becak atau ojeg.
sedangkan jarak turun angkot sampe rumah cuma 20 meter.
tapi jarak jalan-jalan di mall kalo disambungin, bisa sampe 1 km.

kok bisa ya?

Mei 18, 2004

hei cantik!
tak bolehkah aku sekadar ngobrol dengannya? hanya gara-gara dia pernah menjadi kekasihku? apa salah jika kami masih saling berhubungan? sebagai teman tentunya. dan asal kau tahu saja, aku dan dia berteman sudah sejak lama, jauh sebelum dia mengenalmu.

lagipula, dia duluan yang sms aku dan menanyakan kabar serta keadaanku. apa aku salah jika membalas sms-nya?

hei perempuan!
kamu cantik lhoo..
tapi akan lebih cantik lagi jika pikiranmu tak sepicik dan sependek itu. dengarkan apa kata hatimu dong! jangan dulu terbakar oleh api yang belum dinyalakan. atau kau mau aku menyalakan api itu beneran? lantas membakarmu habis, sampai lebur jadi abu? kamu mau aku berbuat begitu?

seriuss lhoo.. kamu cantik! sangat cantik!

Mei 16, 2004

tahun yang berguguran dari pohon zaman

waktu pecah. tahuntahun berguguran dari pohon zaman
sedang aku linglung, tak tahu jalan pulang
engkau diam melarung kenangan. menghitung luka
yang tertoreh dalam dada

dimana jarum jam akan berhenti?
tak ada yang tahu. tak ada yang peduli
semua berlari memburu matahari yang tenggelam
ke dasar abad, memburu impian yang tersimpan
di langitlangit harapan

kelak, kau dan aku akan saling mencari
mencairkan airmata yang membeku di jarijari kesedihan
dalam ratusan gerhana

lihat ke tepi barat,
tahuntahun berguguran dari pohon zaman.

BumiAllah, 29 desember 2003

Mei 13, 2004

akhirnya...

dua hari kemarin login di sini pake ID sireum malah error. tapi pake ID yang lain lancar-lancar aja. besoknya coba login lagi, masih tetep error. padahal temen-temen yang pake ini juga udah bisa posting dari pertama kali ganti tampilan. sempet uring-uringan, dan berpikir kalo blog kebanyakan, resiko didepak oleh dia. iya, ID yang sireum kan dipake buat beberapa blog.
1. ruang sunyi
2. catatan cinta
3. saung puisi
4. cerita klasik

nahh kan repot kalo beneran didepak sama dia
untungnya kekhawatiran itu tidak terjadi. hari ini, waktu login pake ID sireum, udah normal lagi. dan sempet tercengang dengan tampilannya yang makin keren. jadi makin cinta aja *lirik tetangga sebelah*

jadi, anggaplah postingan kali ini sebagai rasa syukur saya yang tak terhingga, karena saya masih bisa menulis disini.

terima kasih untuk mas ini, yang setia membantu saya menghadapi peliknya dunia html, web dan tetek bengek lainnya :D

Mei 08, 2004

jakarta

disinilah semuanya tumpah
sampah, musibah, masalah, naskah,
sampai lembarlembar kuliah
airmata menjadi bah
matahari membakar rumahrumah
jalanan penuh sumpah serapah

disini juga, seluruh mimpi meruah
mengisi langitnya yang tua dan bocor.

08 mei 2004
sepulang dari ibukota

Mei 06, 2004

hey kamu!
kupahat puisi dari kayu di jantungku
agar seluruh cinta ini tertulis hingga mati.
hanya padamu!
hanya untukmu!
dan biarkan segenap rasa mengalir, dalam dada.

Mei 04, 2004

lelaki dengan kamera di atas kuda
:tan muhajir

kebunkebun teh muda telah menarik hasratmu
sekedar berlabuh dan singgah, lantas diamdiam
kau jatuh cinta pada tanahnya yang basah
kau abadikan seluruh musim dalam genggaman
merekam adegan demi adegan yang tak mungkin
terulang meski bumi diputar kembali ke titik nol

perjalanan bagimu mungkin sekadar menangkap
peristiwa yang lewat. lantas kau membekukannya
dalam ruang sempitmu. kelak, jika kau mau
akan kau perlihatkan tanah mana saja yang berhasil
kau jejak. perempuan mana saja yang pernah hadir
mengisi hidupmu. atau hewan apa saja yang telah
kau taklukan

ya, kelak jika kau mau. kau bisa lakukan apapun
atas peristiwa yang telah kau bekukan itu

tapi bagiku, kau tak lebih dari seorang lelaki
yang meminta dikasihani, atas kejadian
yang telah lewat berabad-abad.

22 april 2004

Mei 02, 2004

CINTA TAK HARUS MEMILIKI

tapi cinta tanpa memiliki
adalah kekalahan hidup paling sempurna!

April 24, 2004

banyak orang menulis untuk hidup, tapi bagaimana kalau sekarang aku memutuskan hidup untuk menulis. hanya menulis!

April 21, 2004

gunung batu, 20 april 2004

di tebing inilah ziarah dimulai
tetirah akan perjalanan panjang melelahkan
menyimpan sejenak kesombongan
melupakan sedetik saja kemunafikan
melebur segala rasa, juga cinta

di sebuah tebing, dimana manusia tak berarti apa-apa

April 18, 2004

kilometer 65

akhirnya kularung juga perjalanan
menemuimu dalam gigil subuh
kabut dan airmata menjadi satu
memecah rasa, menghapus prasangka

akhirnya kita berhasil berjabat
meski dengan kalimat-kalimat singkat
meski dalam waktu yang memburu
meski hanya melepas lelah dan gelisah

akhirnya.. kita bertemu!

April 12, 2004

senja menjelang mati rasa

jangan lelah berkata cinta perempuan
sebab di jantungmu, aku hidup
dalam syahadatmu aku menyahut
dan malam akan mengirim kembali
semua yang kau cari dan cari

jangan pernah lelah mengejar mimpi!

April 07, 2004

kepadamu yang mencipta puisi
dalam gelapnya keraguan


lukamu mungkin belum selesai sampai disini, tapi airmata
tak harus surut menjadi pasir bagi berlabuhnya ombak,
deru nafasmu tak harus melukis amukan bagi ribuan badai
lelaplah dalam sunyi yang nisbi, agar lelah tak lagi singgah
lupakan camar yang lupa pulang sarang, sebab ada senja
yang akan membawanya kembali ke pulau ingatan
bermimpilah tentang rumah, tempat istirah bagi resah dan
gelisahmu yang fana

di jalanjalan ini, kelak kita nyanyikan lagu kepedihan
dengan musik semestanya yang tak pernah berhasil terbaca
hanya jejak menanjak yang akan menuntun langkah ini
menuju tebing rindu ibu, dari rahimnya yang abadi terlahir
nestapa dan kekalahan pada takdir. nasib menjadi pertanda,
hidup bukanlah sesuatu yang harus dimenangkan

kau dan aku mungkin akan bertemu pada peta lain
di rimba lain dengan catatan sejarah yang lain
tapi mata batin kita akan bicara tentang rindu
yang tak pernah usai.

BumiAllah, 03 april 2004

April 05, 2004

PEMILU

adakah yang lebih baik untuk bangsaku
selain ini, tuhan?

indonesia, 5 april 2004

April 04, 2004

catatan kecil dari pementasan musik sawung jabo

Tentang Hidup Tentang Cinta

sering kita mengurai hidup, sering pula mengurai cinta
namun sering kali kata-kata tidak mampu menguraikan dan menembus lapis-lapis makna terdalam dari kandungan hidup yang penuh rahasia.

sehingga akhirnya tanpa terasa kita terjebak
dalam lingkaran permainan kata-kata indah belaka

seolah olah harus menggunakan kata-kata yang tinggi
untuk sekedar menjelaskan persoalan hidup dan cinta,
yang terkadang cukup dengan sebaris kata sederhana saja.

kata-kata yang hidup dan hidup seringkali mengeluarkan auranya pada saat kita mengucapkannya dengan pasrah sumarah.

lewat getar naluri cinta yang tanpa henti mengalir
kita mencoba memahami hidup yang terus mengalir.

upacara kecil dan sederhana kali ini pun
adalah bagian dari upaya penguraian hidup dan cinta
lewat sisi pandang para pelaku hidup pemercaya cinta
di bumi ini.

MEMBUKA MATA MELIHAT YANG NYATA
MEMEJAMKAN MATA MELIHAT YANG INTI. (Sawung Jabo)

beginilah hidup, detik-detik berlari... cerita-cerita berputar... ada benci, ada rindu, ada cinta. dan kita, anak-anak zaman hanya sekedar menjadi wayang. dan kita sendiri yang menentukan, siapa yang akan menjadi dalang bagi diri juga hati.

Maret 31, 2004

kembali resah itu menggeliat. kau memang tidak datang malam ini dalam mimpiku, tapi tidakkah kau tahu? ada ritmis yang mistis yang menuntunku terus melukis sketsamu yang samar, meski hanya kabut yang menjadi pertanda kaburnya penglihatan. tapi di depanku kau tersenyum tanpa batas ruang, tanpa batas jarak. tersenyum...

Maret 27, 2004

bandung kembali basah. air tercurah dengan indah dari langitnya yang berwarna kelabu. udara sebelumnya memang membuat gerah, apalagi dengan baju favorit yang kupakai menjelajahi jalanan, apalagi kalo bukan hitam-hitam. warna yang punya banyak makna, sekaligus tak bermakna apapun.

seorang temanku pernah bilang, menulis adalah pilihan. temanku yang lain malah lebih ekstrim lagi, menulis adalah agama. ibadah ritual baginya adalah berjam-jam di depan monitor, dengan jari-jari menekan-nekan keyboard. menulis. hanya sekedar menulis. tak perlu tema untuk menulis bukan? jangan dulu bermimpi untuk bisa menulis banyak hal tentang banyak orang, menulislah sehari satu jam saja tentang apa pun, tentang siapa pun, sebab kelak kalau kau bersetia dengan agamamu itu, aku yakin kau akan mampu menulis seharian.

kini, aku menulis. meski menulis bukan pilihan sekaligus bukan agamaku. aku bukan juga orang yang merasa ada dengan menulis, sebab aku menulis karena aku ingin menulis. itu saja!

hujan di angkot itu ternyata indah sodara-sodara!

Maret 05, 2004

kepada siapa beku ini kukirimkan?

siang yang garang, dalam geliat usang yang senantiasa terbaca arahnya kau dan aku masih juga berlari. mungkin mengejar senja yang sebentar lagi datang, atau mungkin mengejar matahari yang perlahan beranjak ke barat, atau bahkan tak mengejar apapun. kau dan aku masih terus berlari, keringat mengucur dari rambutku, dari dahimu, dari tubuhmu juga tubuhku. tapi kau dan aku tak juga berhenti, sedangkan jalan-jalan semakin sepi dan jantung kota telah jauh ditinggalkan.

matahari tak lagi tampak, senja pun sudah berangkat, dan kita masih juga berlari. menembus pekat yang kian likat. angin menderu, awan hitam, dan rembulan turun perlahan. kita, masih juga asin dan berkeringat. angin tak mampu menggugurkan tetesan itu dari tubuh kita. arah pun juga waktu tak lagi berkuasa, kaki kita lebih paham kemana langkah akan terkayuh. cuaca hanya musik sengau yang mengantarkan jenazah ke pemakaman.

maka ketika bulan pun raib, kita tak pernah tahu kemana kaki kita akan berlari mengirimkan beku yang kian menggumpal dan mengental dalam dada.

Maret 02, 2004

happy birthday mamatz!

mamatz yang baik, selamat ulang taun ya!
ulang tahun ke 17 ya? bungkuss dehh..
apa sih yang ngga buat kamu.
mau hadiah apa? aku gak punya apa-apa kok.
aku cuma punya ini saja, baca baik-baik ya:

mengalirlah senantiasa sungai kesabaran di hatimu
biarkan ia melintas menuju laut lepas
bersatu dalam pertemuan dua biru
biru laut, biru langit. birunya hasrat juga mimpi

menarilah dalam tarian rindu
sebab ia yang mengajarkan kau bermimpi
tentang cakrawala yang lapang
juga bintang yang terang

BumiAllah, 02 maret 2004

Februari 26, 2004

tahun baru, luka baru

apa yang harus dikatakan? jika semuanya tak patut disesali, apalagi dianggap sebagai akhir dari segalanya. bukan, bukan itu yang patut direnungkan. masih ada banyak kata sekedar membuat kita tenang.

kejadian demi kejadian datang silih berganti. pertama-tama, makhluk satu ini hp-nya raib dalam sebuah rencana pertemuan, lantas dua sejoli ini pun mengalami cedera yang lumayan diakibatkan lubang jalanan di sekitar kampus itb. dan akhirnya, jatah itu datang juga kepada saya.

tepatnya selasa siang, sehabis membobol ludes tabungan saya yang tak seberapa di bank mandiri cabang setiabudhi, tepat beberapa menit setelah kaki saya melangkah keluar dari bank, sebuah motor dengan dua orang penumpangnya berhasil menjambret tas merah kesayangan saya hingga tak menyisakan apa pun, selain kegetiran dan rasa takut dalam diri. ini benar-benar pengalaman pertama dan semoga menjadi pengalaman terakhir hidup saya.

awal tahun yang banyak menyisakan kenangan, semoga membawa kebaikan sepanjang tahun ini. beberapa nyawa telah diambil dari tas saya. bukan hanya uang, bukan hanya handphone, bukan hanya ktp, atau atm, tapi beberapa disket berisi tulisan-tulisan, beberapa buku catatan berisi tulisan-tulisan juga, buku albert camus yang berjudul orang-orang terbungkam milik kakak saya, on/off edisi terbaru, dan beberapa alat untuk menulis.

kini yang tertinggal hanya sepenggal kenangan. hanya kenangan! tapi tak harus disesali bukan? sebab waktu tak mungkin kembali.

Februari 22, 2004

selamat tahun baru!

selamat tahun baru 1425 hijriah!
semoga tuhan senantiasa memberikan
hidayahnya kepada kita semua.
amin!

Februari 21, 2004

SELAMAT MEMASUKI GERBANG RUMAH TANGGA
: arwan & arie


semoga kebahagiaan menyelimuti rumah yang kalian bangun dengan rasa cinta dan saling percaya. maaf, aku tak bisa melihatmu melisankan syahadat untuk berjanji setia selalu bersama dalam duka dan bahagia. mencipta puisi berdua. hanya berdua.

selamat!

Februari 17, 2004

perempuan yg damai dlm doa,
ajarilah aku melafaskan namaNya,
bantu aku tuk memahami arti
kesetiaan tunggal hatimu.

sender: tantry
+628124647xxx
sent: 19 februari 2004
18:35:31

UP DATE

Barangkali akulah itu.
Kupu2 yg tersesat di kolong
waktu. Jiwaku mengulir.
Terpelintir tak sempat menuju.
Kemana? Kemana seharusnya
geletar sayap membawaku?
Aku kalut. Kalut dalam kabut
kerinduanku sendiri. Semusim
semuanya sungguh bersemi.
Seperti tunas pada batang2
cherry.

sender: bunga rumput liar
+628161365xxx
sent: 17 februari 2004
21:15:24

indah. puisi dari sahabat. akhirnya harus teronggok begitu saja. tanpa balasan. bukan karena tak punya kata-kata. tapi pulsa lebih berkuasa. bukankah puisi lebih indah untuk dinikmati? tak perlu menafsirnya. bacalah! dan biarkan kata-kata hanyut dalam darahmu. dalam nadimu. dan kita akan tenggelam dengan sendirinya.

Februari 14, 2004

hari yang melelahkan

ketika semua orang berburu warna-warna merah muda, dengan bangga kupakai pakaian dengan warna hitam. bukan berarti kelam. tapi sekedar melawan arus saja. sekedar meyakinkan diri, bahwa tanggal berapa pun kasih sayang akan senantiasa mengalir. dari jiwa. dari hati.

tak ada acara khusus sekedar memperingati tanggal ini, meski orang diluar sana semarak. mengalahkan semaraknya peringatan 17 agustusan. hanya beberapa acara komunitas digelar dalam jam yang sama. otomatis, tenaga agak sedikit terkuras. tapi tak apalah, tokh tidak setiap hari bukan?

ah begini saja dulu. badan saya remuk. sebentar lagi mungkin patah-patah!

Februari 13, 2004

suamiku seorang pelukis

dilukisnya cinta dalam kanvas batinku
ratusan warnanya diambil dari pelangi
dilukisnya laut dalam mataku
birunya pecah menjadi airmata
dilukisnya rumah di punggungku
sebagai tempat kembali
sebuah pengembaraan yang panjang
dan anakku adalah mahakarya terbesar
yang dilukisnya dalam rahimku.

BumiAllah, 13 februari 2004

Februari 09, 2004

kembali kususuri rumah kita. rumah yang kita bangun dengan cinta. rumah yang kita bangun dengan katakata. rumah, tempat kisah kita tersimpan rapat. aku rindu masa lalu, meski waktu tak mungkin kembali, bahkan hanya untuk sekedar berhenti.

kau dan aku telah sama-sama berjalan, menyusuri kelokan, mendaki tebing, berjalan di atas pasir, menendang kerikil-kerikil kecil, atau bahkan hanya diam untuk sekedar memandang jalan tempat kaki kita kelak akan berpijak. selalu, seperti masa lalu yang tenggelam dalam senja, dan malam yang memaksa kita memejamkan mata, kita pun seakan-akan tak pernah ingat, kapan terakhir kita bertatap.

Januari 29, 2004

ada banyak pikiran melintas, ada banyak cerita yang ingin lepas. tapi semuanya hanya sekedar berputar-putar dalam batok kepala. tak pernah benar-benar bisa lepas landas menjadi suatu tulisan yang tuntas. ahh.. kenapa akhir-akhir ini dunia terasa hanya malam? apa mungkin karena hujan terus mengguyur kota tempat semua cerita ini tumbuh? hingga matahari tak pernah hinggap di muka jendela rumahku? atau aku yang memang tidak pernah ingat, bahwa hari telah siang?

atau mungkin aku terlalu mengingatmu? hingga hari-hari tak terasa begitu cepat berlalu, dan aku tak ingat bahwa siang telah lewat? dan aku tersadar bahwa ketika malam telah memeluk kembali sebagian bulatan bumi tempatku berpijak? apa yang kuingat tentangmu sampai-sampai aku benar-benar lupa? hemm...

aku kembali menerawang, melewati ribuan bintang, melewati rembulan yang pucat pasi, melewati awan-awan yang berarak. lantas mataku kembali gelap.

Januari 20, 2004

jika mencintaiku adalah luka

maka biarkan kubenci engkau
atas nama airmata.

BumiAllah, 09 januari 2004

Januari 16, 2004

untukmu, biarkan kabut menyusut
dalam rentang masa yang biasa


sebab airmata telah menjadi bisa. dan cuaca
membungkus peradaban dengan kain hitam
sejarah, maka kau dan aku hanya berdiri
di sini

mencipta mimpi baru untuk dibuang
ke dalam sarang harapan

mungkin esok,
akan ada yang memungutnya
tepat di atas jantung kota
diantara kau dan aku.

BumiAllah, 16 Januari 2004

Januari 13, 2004

berlayarlah!
:kado pernikahan eky & hendy

berlayarlah...
meski kapalmu hanya punya satu dayung
meski badai takkan pernah hilang dari lautan
meski daratan masih terasa jauh

berlayarlah...
inilah detik pertama saat janji diikrarkan

berlayarlah...
kelak, kita akan bertemu
atau sekedar berpapasan dan saling tersenyum
atau hanya sekedar bertanya jarum jam

BumiAllah, 13 Januari 2004

Januari 10, 2004

hanya ingin menulis,

happy birthday my little brother!

bener nggak tuh nulisnya begitu? pokoknya hari ini, 15 tahun yang lalu. ibuku dengan tubuh lemahnya berhasil mengeluarkan satu lagi mahluk imut dari rahimnya. lucuuu.. dan dialah adikku. tapi sekarang udah ngga imut lagi. malah bisa dibilang amit-amit. dan kerjaannya itu cuma bikin seisi rumah ketawa sampai sakit perut. sialan juga tuh anak. selera humornya melebihi standar. malah bisa dibilang agak gila.

ahh.. jadi pengen balik lagi ke jaman dulu.

Januari 07, 2004

menyambut kematian puisi
:untukmu yang berdiam dalam hati

malam lenyap ditelan matahari
sunyi hilang berganti deru rodaroda besi
alur waktu tak pernah beku
seperti kematian yang tak lengah mengintai

kita pun tak berdiam di satu tempat
kau mendobrak kuasa langit atas cinta
melarikan seluruh rindu lewat angin, daun
dan ombak laut. sedang aku masih saja membaca
peta pada tebingtebing yang semakin menjulang
menangkap isyarat, bahwa rindu masih kau
syahadatkan. bahwa kematian hanya akan
mengekalkan cinta

mari siapkan doa dalam cawancawan hati
sebab sebentar lagi puisi akan pergi
menuju tempat paling sunyi, paling sepi
dan kita takkan pernah lagi bernyanyi
memilih diksi atau sekedar memaki
sebab diam lebih berarti.

BumiAllah, 03 januari 2003

Januari 06, 2004

bismillaahirrahmaannirrahiim...

tuhan, ijinkan kuinjak lagi kampusku, tempat semuanya berawal dan mungkin berakhir. tempat semua harapan sekaligus kekecewaan lahir. tempat masa lalu dan masa depan menjadi sesuatu yang sama-sama penting.

tuhan, ijinkan kumasuki kembali gerbang kampusku dengan sangat mudah.

amin

Januari 04, 2004

:dyah

jika esok kau tengok ke arah timur, bersoraklah untuk kemenangan yang terbantahkan. untuk kesedihan yang tak kunjung reda. sebab kita memang tak pernah benar-benar merdeka, pun juga setengah merdeka. tidak. tidak pernah.

kita hanya lahir sebagai tumbal kehidupan, menjadi permainan dari banyak permainan hidup. kita hanya jadi objek tanpa sempat menjadi subjek. kita lahir dengan harapan sedang mati dalam keputus asaan.

kita menamakan diri sebuah bangsa, sedang impian bersama tak pernah ada. tak pernah ada. yang lahir hanya impian orang per-orang, kepala per-kepala. kita tidak pernah punya negara apalagi bangsa.

kau benar untuk sebuah kalimat, bahwa kita tidak pernah merdeka. tidak pernah.

BumiAllah, 04 januari 2003

Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus

Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...