September 25, 2004

tentang sebuah keinginan

malam ini aku kembali bertemu denganmu di tempat yang sama saat aku melihatmu pertama kali. aku tak banyak bicara, meski kau teramat dekat. bukan apa-apa, hanya aku memang tak terbiasa berbasa-basi. dan seperti katamu, aku memang sangat menyebalkan. begitulah hidup, bukan? sangat menyebalkan!

aku tak berharap kita bertemu malam ini. sebab, ada kalanya seseorang berharap tidak dipertemukan dengan seorang manusia-pun. sama halnya sepertiku malam ini. aku berharap aku terasing dalam dunia yang tak asing. tapi benar-benar tak bisa. karena ternyata, ada teman lama yang muncul begitu saja di depanku. aku tak mengira itu dia. akhirnya, keterasingan ini menjadi kabur bersama senyumnya. perempuan dengan senyum seorang ibu.

kami bicara tentang masa lalu. tentang harapan-harapan yang terlalu besar bagi tubuh kami yang kerdil. tentang usia yang semakin lama semakin tua. tentang pernikahan dan seseorang yang dicintai. tentang sahabat-sahabat lama yang masih sering bertemu dengannya, dan tak pernah sekalipun bertemu denganku.

ini malam yang teramat biasa,
saat aku menemukanmu dengan wajah teramat datar
saat aku menginginkan kau tak ada.

Tidak ada komentar:

Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus

Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...