September 27, 2004

hujan

indonesia beruntung hanya punya dua musim. musim penghujan dan musim kemarau. coba bayangkan jika indonesia punya empat musim. bagaimana nasib mereka, orang-orang yang hidup dan mencari makan di jalanan saat musim salju datang? mengerikan.

bahkan, saat hujan saja. bangsa ini seolah-olah merasa bahwa tuhan sangat kejam. mengirimkan terlalu banyak air hingga akhirnya banjir. padahal siapa yang salah? siapa yang telah seenaknya mengubah hutan menjadi gedung-gedung? siapa yang membuang sampah seenaknya ke selokan atau sungai? siapa? tidak mungkin tuhan.

saat kemarau panjang. bangsa ini kembali mengeluh.
ini terlalu panas, tuhan!
negeri kami terbakar!
air menjadi sesuatu yang mahal,
seharga intan dan berlian.
tuhan tidak adil!

kalau begini caranya, tuhan memang tak pernah benar-benar adil sampai kapan pun.

terima kasih, tuhan. akhirnya tanah-tanah di kotaku kembali basah oleh hujanmu.

Tidak ada komentar:

Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus

Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...