Januari 29, 2004

ada banyak pikiran melintas, ada banyak cerita yang ingin lepas. tapi semuanya hanya sekedar berputar-putar dalam batok kepala. tak pernah benar-benar bisa lepas landas menjadi suatu tulisan yang tuntas. ahh.. kenapa akhir-akhir ini dunia terasa hanya malam? apa mungkin karena hujan terus mengguyur kota tempat semua cerita ini tumbuh? hingga matahari tak pernah hinggap di muka jendela rumahku? atau aku yang memang tidak pernah ingat, bahwa hari telah siang?

atau mungkin aku terlalu mengingatmu? hingga hari-hari tak terasa begitu cepat berlalu, dan aku tak ingat bahwa siang telah lewat? dan aku tersadar bahwa ketika malam telah memeluk kembali sebagian bulatan bumi tempatku berpijak? apa yang kuingat tentangmu sampai-sampai aku benar-benar lupa? hemm...

aku kembali menerawang, melewati ribuan bintang, melewati rembulan yang pucat pasi, melewati awan-awan yang berarak. lantas mataku kembali gelap.

Januari 20, 2004

jika mencintaiku adalah luka

maka biarkan kubenci engkau
atas nama airmata.

BumiAllah, 09 januari 2004

Januari 16, 2004

untukmu, biarkan kabut menyusut
dalam rentang masa yang biasa


sebab airmata telah menjadi bisa. dan cuaca
membungkus peradaban dengan kain hitam
sejarah, maka kau dan aku hanya berdiri
di sini

mencipta mimpi baru untuk dibuang
ke dalam sarang harapan

mungkin esok,
akan ada yang memungutnya
tepat di atas jantung kota
diantara kau dan aku.

BumiAllah, 16 Januari 2004

Januari 13, 2004

berlayarlah!
:kado pernikahan eky & hendy

berlayarlah...
meski kapalmu hanya punya satu dayung
meski badai takkan pernah hilang dari lautan
meski daratan masih terasa jauh

berlayarlah...
inilah detik pertama saat janji diikrarkan

berlayarlah...
kelak, kita akan bertemu
atau sekedar berpapasan dan saling tersenyum
atau hanya sekedar bertanya jarum jam

BumiAllah, 13 Januari 2004

Januari 10, 2004

hanya ingin menulis,

happy birthday my little brother!

bener nggak tuh nulisnya begitu? pokoknya hari ini, 15 tahun yang lalu. ibuku dengan tubuh lemahnya berhasil mengeluarkan satu lagi mahluk imut dari rahimnya. lucuuu.. dan dialah adikku. tapi sekarang udah ngga imut lagi. malah bisa dibilang amit-amit. dan kerjaannya itu cuma bikin seisi rumah ketawa sampai sakit perut. sialan juga tuh anak. selera humornya melebihi standar. malah bisa dibilang agak gila.

ahh.. jadi pengen balik lagi ke jaman dulu.

Januari 07, 2004

menyambut kematian puisi
:untukmu yang berdiam dalam hati

malam lenyap ditelan matahari
sunyi hilang berganti deru rodaroda besi
alur waktu tak pernah beku
seperti kematian yang tak lengah mengintai

kita pun tak berdiam di satu tempat
kau mendobrak kuasa langit atas cinta
melarikan seluruh rindu lewat angin, daun
dan ombak laut. sedang aku masih saja membaca
peta pada tebingtebing yang semakin menjulang
menangkap isyarat, bahwa rindu masih kau
syahadatkan. bahwa kematian hanya akan
mengekalkan cinta

mari siapkan doa dalam cawancawan hati
sebab sebentar lagi puisi akan pergi
menuju tempat paling sunyi, paling sepi
dan kita takkan pernah lagi bernyanyi
memilih diksi atau sekedar memaki
sebab diam lebih berarti.

BumiAllah, 03 januari 2003

Januari 06, 2004

bismillaahirrahmaannirrahiim...

tuhan, ijinkan kuinjak lagi kampusku, tempat semuanya berawal dan mungkin berakhir. tempat semua harapan sekaligus kekecewaan lahir. tempat masa lalu dan masa depan menjadi sesuatu yang sama-sama penting.

tuhan, ijinkan kumasuki kembali gerbang kampusku dengan sangat mudah.

amin

Januari 04, 2004

:dyah

jika esok kau tengok ke arah timur, bersoraklah untuk kemenangan yang terbantahkan. untuk kesedihan yang tak kunjung reda. sebab kita memang tak pernah benar-benar merdeka, pun juga setengah merdeka. tidak. tidak pernah.

kita hanya lahir sebagai tumbal kehidupan, menjadi permainan dari banyak permainan hidup. kita hanya jadi objek tanpa sempat menjadi subjek. kita lahir dengan harapan sedang mati dalam keputus asaan.

kita menamakan diri sebuah bangsa, sedang impian bersama tak pernah ada. tak pernah ada. yang lahir hanya impian orang per-orang, kepala per-kepala. kita tidak pernah punya negara apalagi bangsa.

kau benar untuk sebuah kalimat, bahwa kita tidak pernah merdeka. tidak pernah.

BumiAllah, 04 januari 2003

Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus

Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...