saya masih di depan komputer ketika sms itu masuk ke inbox hp saya. dia bertanya kabar, dan bertanya apakah saya telah membaca sebuah novel, dia menyebut sebuah judul. saya benar-benar tidak tahu judul novel yang disebutnya, tapi dia seolah tak percaya. mungkin konyol, karena dia tahu selama ini pekerjaan saya tidak jauh dari buku. tapi sungguh, hidup saya sedang kacau saat ini. saya tidak peduli pada banyak hal. saya hanya sedang mementingkan diri saya sendiri.
bahkan lebih parah lagi, saya ingin menghabisi diri sendiri, biar tuntas beban hidup. bagaimana mau berpikir sebuah novel baru saja terbit? sama sekali tak terpikir dalam kepala saya. dan malam ini, dia mengingatkan saya pada banyak hal. pada sesuatu yang bernama harapan. meski pada akhirnya saya tak lagi mempercayainya.
dia mengatakan bahwa ada beberapa perempuan yang sedang dekat dan tengah ditaksirnya. sesuatu yang akhir-akhir ini tengah saya hindari. komitmen, hubungan, atau apapun itu namanya, telah membuat saya sakit, berlipat-lipat. membuat saya tak lagi percaya bahwa dalam hidup ada sesuatu yang bernama kebahagiaan. saya tak percaya.
malam ini, saya berharap bisa mendengar suaranya, meski sebentar saja. tapi nyatanya dia sedang tidak ingin diganggu dengan suara yang membawa aroma kesedihan, dia tidak ingin malamnya dihantui oleh segala keluh dan kesah tentang hidup. saya paham, bahwa dia sedang berusaha bangkit dan menantang hidup yang keras ini. saya paham betul.
bahkan lebih parah lagi, saya ingin menghabisi diri sendiri, biar tuntas beban hidup. bagaimana mau berpikir sebuah novel baru saja terbit? sama sekali tak terpikir dalam kepala saya. dan malam ini, dia mengingatkan saya pada banyak hal. pada sesuatu yang bernama harapan. meski pada akhirnya saya tak lagi mempercayainya.
dia mengatakan bahwa ada beberapa perempuan yang sedang dekat dan tengah ditaksirnya. sesuatu yang akhir-akhir ini tengah saya hindari. komitmen, hubungan, atau apapun itu namanya, telah membuat saya sakit, berlipat-lipat. membuat saya tak lagi percaya bahwa dalam hidup ada sesuatu yang bernama kebahagiaan. saya tak percaya.
malam ini, saya berharap bisa mendengar suaranya, meski sebentar saja. tapi nyatanya dia sedang tidak ingin diganggu dengan suara yang membawa aroma kesedihan, dia tidak ingin malamnya dihantui oleh segala keluh dan kesah tentang hidup. saya paham, bahwa dia sedang berusaha bangkit dan menantang hidup yang keras ini. saya paham betul.
dan akhirnya, saya masih di sini, di depan monitor, menuliskan kata-kata tak penting ini.