Juni 30, 2009

selamat ulang tahun rasa sakit!

selamat ulang tahun, kepadamu. akhirnya berjumpa lagi kita di persimpangan tanggal dan bulan yang sama. setahun telah lewat. ada yang diam-diam bersijingkat, kenangan yang mencoba mengekalkan dirinya lewat hal-hal sederhana. mungkin sebuah merk pasta gigi, sabun mandi, atau sebuah kursi bambu yang miring dan makin tua, atau mungkin sebuah tempat, mungkin jalan, yang dilewati hampir setiap pagi.

selamat ulang tahun, kepadamu. segala peristiwa di masa lalu itu, yang tentu saja ada kamu di dalamnya, hari ini masih juga segar dalam ingatan. sesuatunya tidak bisa dilupakan begitu saja. bahkan untuk sejenak lenyap dalam pikiran. di hari ulang tahunmu kali ini, aku masih juga merasa kamu tak pergi kemana pun. kamu tetap ada di sini. bersatu dalam jantungku.

selamat ulang tahun, kepadamu.
rasa sakit yang mengekal dari tahun ke tahun.

Juni 27, 2009

Selamat Jalan Samsir Mohamad

kemarin sore, pukul 18.22 wib, saya menerima sms dari seorang kawan, dia mengabarkan bahwa Samsir telah meninggal dunia. Samsir, seorang petani tua yang sampai akhir hidupnya, di kala sehat, selalu menjadi kawan diskusi, teman main catur, sambil merokok dan ngopi. Samsir di masa perjuangannya dulu sempat beberapa kali masuk penjara. Di Bandung, dia sempat masuk penjara kebonwaru beberapa tahun, dia juga sempat dibuang ke pulau buru.

Pagi ini, pukul 09.00 wib, Samsir dikebumikan di padasuka, Cimahi. kami mengantarnya sampai tempat paling tanah. airmata jatuh. bukan, ini bukan airmata kesedihan. ini airmata perpisahan. airmata selamat jalan.

Samsir, Selamat Jalan!
Kini Bung tak akan dirisaukan lagi oleh sesuatu bernama Indonesia.

Juni 10, 2009

di sebuah kota

di sebuah kota tak bernama, lengkung matamu yang itu membuatku merasa bahwa hidup tidak melulu harus diakhiri dengan airmata. disaat kenangan memburuku, aku memburumu. segalanya kini telah lenyap. aku membunuh kenangan di sebuah subuh. menyusun kenangan baru di atas kuburnya. suatu ketika, akan kuziarahi kembali sebagai masa lalu. sesuatu yang tumbuh subur dalam ingatan.

Juni 03, 2009

juni

tak terasa sudah juni lagi. seperti baru kemarin meninggalkan juni. tapi juni sudah datang begitu saja, menyerahkan seluruh aroma, seluruh cuaca. juni berdiri menatapku. aku menatap juni. kami berhadap-hadapan, seolah dua orang ronin yang sedang saling mengukur kemampuan. juni menatapku tajam. aku menatap juni dalam. kami saling tatap seolah ingin saling mendalami seberapa kuat bisa saling bertahan.

juni melangkah, semakin dekat, semakin dekat. aku berjalan, menyongsong juni. sebentar lagi aku dan juni akan saling tikam. satu hal yang pasti, kami tak yakin akan ada yang keluar sebagai pemenang.

Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus

Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...