September 15, 2004

malam ini, aku menemukan sebuah puisi yang kubuat setahun atau mungkin dua tahun ke belakang. aku tak sengaja menemukannya dari buku catatan lamaku. buku itu muncul tiba-tiba saat aku mencari alamat sebuah penerbit.

sebuah catatan tentangmu

senja ini, kubakar kerudung keikhlasanku
menjemputmu di gerbang duka, mendekapmu
dalam lanskap airmata, menciummu dengan geletar luka
mengajakmu memasuki neraka

senja ini, tak ada lagi catatan bahagia
selain keterpesonaanku padamu
;pada kepahitan yang abadi

mari, masuki rumah sepi bersama hantuhantu
yang tak lagi mencintai dunia

bunuh segala ingatan!

bandung, 05 november 2002.

aku tak ingat lagi, apa yang terjadi pada tanggal itu. yang jelas, diksi dalam puisi itu membuatku mengeryitkan alis. mengerikan! apa yang aku tahu tentang neraka? hantu? luka? sepi?

Tidak ada komentar:

Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus

Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...