putih bolong
beginilah ketika alam mencoba berteriak dan melawan. sesuatu tiba-tiba menjelma batu. air, pepohonan, tanah dan dedaunan tak lagi ada. semua menjelma batu. hujan batu. lantas adakah yang bisa mengembalikan semuanya? selain kita? pelaku-pelaku kejahatan yang diam-diam telah membunuh seluruh kehidupan. merubahnya menjadi batu.
kitalah pembunuh itu, tuan!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus
Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...

-
Cikurai Suatu Ketika 04-06 Juli 2008 Di antara kami belum pernah ada yang sebelumnya ke Cikurai. Gunung yang terletak di kota Garut ini nyat...
-
jejak kita akan tercatat dalam sejarah perjalanan. pada setiap persimpangan jalan akan senantiasa ada yang tertinggal. walau hanya sekadar c...
-
perempuan macam apakah saya? pagi tadi, seperti biasa, saya berangkat ke kampus dengan memakai sandal jepit hitam, celana jeans hitam, dan j...
2 komentar:
emm... sebenarnya alam pun memiliki kemampuan untuk mengembalikan dirinya kembali dalam keseimbangan... namun jika kerusakan yang terjadi berlebihan dan disengaja oleh manusia, tentunya akan lain halnya...
semoga kita selalu diberikan kekuatan dan kesempatan untuk selalu memberi kehidupan pada alam...
Tapi saya pikir, kita tidak boleh mencari tahu seberapa kuat alam bisa menyeimbangkan dirinya dengan kerusakan yang terjadi. Bisa saja kita akan terbuai dan terus menjadi pembunuh, dan selalu berkata: "Toh alam mampu beradaptasi!" Alam juga bernafas, dan nafasnya jauh lebih mulia dibanding manusia. Janganlah manusia menjadikan kemuliaan itu menjadi onggokan pertanda: batu. Lalu keras berkata: "Dahulu ada alam yang pernah hidup di sini!"
Posting Komentar