suamiku seorang pelukis
dilukisnya cinta dalam kanvas batinku
ratusan warnanya diambil dari pelangi
dilukisnya laut dalam mataku
birunya pecah menjadi airmata
dilukisnya rumah di punggungku
sebagai tempat kembali
sebuah pengembaraan yang panjang
dan anakku adalah mahakarya terbesar
yang dilukisnya dalam rahimku.
BumiAllah, 13 februari 2004
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus
Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...
-
putih bolong beginilah ketika alam mencoba berteriak dan melawan. sesuatu tiba-tiba menjelma batu. air, pepohonan, tanah dan dedaunan tak la...
-
memburu nafas berbatu : kepada ibunda tercinta jeritmu memecahkan bulan di jantungku rintihmu merobek malam menjadi serpihan serpihan...
-
Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar