cukup satu puisi
untuk mewakili sakit ini
aku tahu, aku tak bisa menolak
ketika seribu mimpi menyerbu, mendobrak,
menyerang hingga aku menyerah dan kalah.
30 hari panji peperangan ini berkibar
30 hari aku kehilangan sebagian malam
30 hari lelap kuhindari
dan kini, setelah 30 hari perlawanan tanpa henti
aku pun terkapar menerima kekalahan
sudah 10 hari aku tak menatap matahari
sudah 10 hari aku hidup dalam mimpi
sudah 10 hari aku lupa akan diri
sudah 10 hari aku menjadi tokohtokoh yang tak aku kenali
aku tahu, aku tak akan pernah bisa
untuk tidak bermimpi lagi.
Bandung, 10 agustus 2004
cat: kurasa ini semua cukup mewakili kesakitanku selama seminggu ke belakang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus
Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...

-
Cikurai Suatu Ketika 04-06 Juli 2008 Di antara kami belum pernah ada yang sebelumnya ke Cikurai. Gunung yang terletak di kota Garut ini nyat...
-
jejak kita akan tercatat dalam sejarah perjalanan. pada setiap persimpangan jalan akan senantiasa ada yang tertinggal. walau hanya sekadar c...
-
perempuan macam apakah saya? pagi tadi, seperti biasa, saya berangkat ke kampus dengan memakai sandal jepit hitam, celana jeans hitam, dan j...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar