Agustus 13, 2004

cukup satu puisi
untuk mewakili sakit ini


aku tahu, aku tak bisa menolak
ketika seribu mimpi menyerbu, mendobrak,
menyerang hingga aku menyerah dan kalah.

30 hari panji peperangan ini berkibar
30 hari aku kehilangan sebagian malam
30 hari lelap kuhindari
dan kini, setelah 30 hari perlawanan tanpa henti
aku pun terkapar menerima kekalahan

sudah 10 hari aku tak menatap matahari
sudah 10 hari aku hidup dalam mimpi
sudah 10 hari aku lupa akan diri
sudah 10 hari aku menjadi tokohtokoh yang tak aku kenali

aku tahu, aku tak akan pernah bisa
untuk tidak bermimpi lagi.

Bandung, 10 agustus 2004

cat: kurasa ini semua cukup mewakili kesakitanku selama seminggu ke belakang.

Tidak ada komentar:

Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus

Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...