Maret 27, 2004

bandung kembali basah. air tercurah dengan indah dari langitnya yang berwarna kelabu. udara sebelumnya memang membuat gerah, apalagi dengan baju favorit yang kupakai menjelajahi jalanan, apalagi kalo bukan hitam-hitam. warna yang punya banyak makna, sekaligus tak bermakna apapun.

seorang temanku pernah bilang, menulis adalah pilihan. temanku yang lain malah lebih ekstrim lagi, menulis adalah agama. ibadah ritual baginya adalah berjam-jam di depan monitor, dengan jari-jari menekan-nekan keyboard. menulis. hanya sekedar menulis. tak perlu tema untuk menulis bukan? jangan dulu bermimpi untuk bisa menulis banyak hal tentang banyak orang, menulislah sehari satu jam saja tentang apa pun, tentang siapa pun, sebab kelak kalau kau bersetia dengan agamamu itu, aku yakin kau akan mampu menulis seharian.

kini, aku menulis. meski menulis bukan pilihan sekaligus bukan agamaku. aku bukan juga orang yang merasa ada dengan menulis, sebab aku menulis karena aku ingin menulis. itu saja!

hujan di angkot itu ternyata indah sodara-sodara!

Tidak ada komentar:

Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus

Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...