no communicator no cry
sudah seminggu ini tak lagi terdengar dering itu.
hampir seminggu penuh aku merasa menjadi manusia paling bebas. melebihi tarzan. tak ada lagi yang tiba-tiba marah karena sebuah kesalahan tanpa disengaja, tak ada lagi ajakan nonton teater tiba-tiba, tak ada lagi teguran-teguran tiba-tiba. semuanya mengalir seperti sungai. ketiduran sampe pagi tak ada yang mengganggu, pulang sampe larut tak ada yang manggil nyuruh pulang. pokoknya bebas.
tapi tentu saja, bukan berarti dengan begitu tidak ada pertemuan yang tiba-tiba. sebab dalam pertemuan, ada tangan tuhan yang turut campur. seperti kemarin, dua hari yang lalu. tiba-tiba kami berjalan ke arah lembang. kaki-kaki ini melangkah seringan kapas. entah kenapa, tak ada keinginan untuk mencari arah yang lain. dan akhirnya, kami berjalan dari lembang sampai ciumbuleuit. lantas pulang dengan sedikit ucapan perpisahan.
kami memang adik-kakak yang terlahir dari ras, suku dan budaya yang berbeda. tapi bukankah alam mampu menyatukan setiap jiwa? maka menjelmalah perjalanan itu menjadi sebuah kontemplasi terhadap diri. memahami lebih banyak sifat dan karakter manusia.
dik, lain kali kita berjalan lebih jauh ya?
mau kan?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus
Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...
-
Cikurai Suatu Ketika 04-06 Juli 2008 Di antara kami belum pernah ada yang sebelumnya ke Cikurai. Gunung yang terletak di kota Garut ini nyat...
-
putih bolong beginilah ketika alam mencoba berteriak dan melawan. sesuatu tiba-tiba menjelma batu. air, pepohonan, tanah dan dedaunan tak la...
-
Nak, esok hari aku akan mengajakmu ke Tempat Pemilihan Suara. Tidak. Aku tidak akan memilih calon gubernur mana pun. Aku hanya ingin mengaja...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar