Juni 07, 2003

rendezvous 5
: puput amiranti n


engkaulah laut itu, rambutmu menjadi gelombang tersendiri
hanya mampu dibaca angin. sedang aku, hanyalah orang asing.
sendirian di pantai, memandangmu. melupakan kisah tentang
airmata

senyummu adalah doa yang terlantun dari lirih dindingdinding
kamar yang menyimpan perbincangan, sedang aku memilih
menjadi ranjang bisu yang menghantarkanmu kedalam kampung
bawah sadar yang damai

andai saja ada angin yang berhembus lebih kuat ke arahmu
mungkin akan kumasuki kamar, tempat sakramensakramen
dipajang menjadi upacara pembabtisan akan usia dan jarak
tempatmu menyalib puisi pada kertaskertas kosong, tapi cuaca
hanya membuatku menjadi seorang pendosa yang berdoa
di beranda gereja

masih kupandangi ombak di rambutmu, sampai harus kuucapkan
sebuah kata yang kubenci; selamat tinggal
kelak, aku ingin kembali ke pantaimu
memandangmu dari jarak paling lekat.

Gapus, 27 mei 2003

Tidak ada komentar:

Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus

Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...