Januari 07, 2003

hakikat

ketika senja turun membawa tirai kegelapan, sayapnya menutupi matahari, kakikakinya kokoh menancap di kegelapan malam. burung pun sudah enggan melantunkan elegi pagi. saat ini, kutulis sebuah coretan untukmu seorang.

ketika pertemuan tak membawa harapan, hanya menyisakan segumpal kepenasaran dan kekecewaan, semua tak diharap. karena bila hati telah bertaut tak ada lipatanlipatan kegundahan dan keraguan. tak akan terjadi hembusan angin kesedihan menumbangkan akar kepercayaan.

tak ada emas yang bergemerlap bila tidak menggali tanah. tak ada berlian yang berkilauan bila tidak menyelam di dasar samudera. tak hanya asa yang bermain atau impian yang hanya tumpukan kenangan jadi pegangan. semua harus berproses dengan segala harapan dan rintangan, dengan segala usaha dan pengertian, agar segalanya didapat.

semoga engkau mengerti, bahwasannya bila telah dilihat putihnya kapas, hitamnya jelaga, pasti akan mengatakan itulah hal yang sebenarnya. bila engkau telah merasakan panasnya api, dinginnya salju, bisa mengatakan itulah hakikatnya. tak bisa diharap bila hanya pandangan mata sekejap, lintasan pikiran yang berlari akan mengungkap kebesaran, ketelitian dan kesabaran. ketenangan dan harapan akan membuka tabir kegelapan. diharap hantu penyesalan tak menghinggapi. tak ada tetesan airmata yang mengalir mengiringi kegalauan hati, bila semuanya telah terjadi.

aku harap kita bisa memahami tentang kita. bila lidah masih mendendangkan aku adalah aku, hanya kepalsuan yang ada. bila lisan telah berkata aku adalah kamu, maka gerbang penantian telah dilewati, istana bahagia dapat dimasuki.

08 Jan 2003

Tidak ada komentar:

Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus

Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...