Perangkap
sedang dipasang. Gas 3 Kg sedikit demi sedikit dihilangkan. Sudah hampir dua
bulan gas 3 kg susah dicari. Beberapa pombensin yang biasanya menyediakan gas
tersebut, kini selalu bilang tak ada.
Beberapa
pombensin dan agen penjual gas sudah mengganti beberapa tabung gas berwarna
hijau muda itu dengan tabung gas berwarna merah muda. Tabung gas dengan kapasitas
yang lebih besar dari tabung gas hijau muda.
Konon,
satu tabung gas berwarna merah muda itu harganya 350.000,- Itu baru tabungnya. Konon lagi, isinya akan
dijual 65.000,-/tabung. Dan gas merah muda ini katanya tidak akan disubsidi
oleh pemerintah.
Peralihan
ini nyaris tak disadari, sebab tentu saja, banyak di antara kita, lebih asyik
mengamati Pilkada DKI, Persidangan Jesica, penggandaan uangnya Kanjeng Dimas,
dan hal-hal yang lebih menarik lainnya, daripada harus memikirkan sebuah tabung
gas 3 kg.
Kelak,
saat tabung gas 3 kg sudah sedikit demi sedikit tergantikan oleh tabung gas
merah muda, pemerintah akan mengumumkan bahwa gas 3 kg akan ditarik. Dan
masyarakat dipaksa untuk hanya memakai gas dengan tabung merah muda saja.
Subsidi rakyat miskin dihapuskan.
Saat
itu tiba, semua sudah terlambat. Demonstrasi mahasiswa hanya akan jadi buah
cibiran saja. Protes-protes hanya jadi angin lalu. Kita sudah terjebak. Sudah
terlanjur masuk perangkap.
Saat
itu tiba, saya membayangkan, bagaimana pedagang-pedagang keliling itu terpaksa
harus membuat gerobak dorong, sebab mereka tak mungkin memikul tabung gas
dengan ukuran dan berat yang lebih besar.
Lalu
saya membayangkan, saya harus kembali memakai kayu bakar agar dapur kami bisa
ngebul. Sebab 65.000,-/tabung adalah harga yang terlalu tinggi untuk kami beli.
Tapi,
semoga saja, ini hanya bayangan yang tak akan terjadi. Mimpi buruk dari seorang
ibu rumah tangga yang ketakutan akan masa depan dapurnya. Akan masa depan
negerinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar