Februari 24, 2008

sebuah jam di satu pagi

aku menghirup wangi hutan di tubuhmu
deras air sungai dan hembusan pohon pinus
segala yang telah lama hilang dalam ingatan

televisi itu sudah lama tak bersuara
ada boomerang di dinding kamar
cermin tua dan selimut tebal
kau sembunyi dibaliknya seperti menyembunyikan
kesedihan yang memberat

"datanglah, aku takkan mengunci pintu
agar kamu bisa masuk kapan saja"
kalimatmu beruntun di ujung telepon
menyesatkan pikiranku yang kalut.

4 komentar:

ichal mengatakan...

waoww,,, manis sekali larik-lariknya

sepertinya pintu selalu terbuka untuk yang wangi hutan,!!


salam.,,,
maafkan lama tak kemari

Anonim mengatakan...

ichal : hehehe... begitulah... salam juga untukmu...

Anonim mengatakan...

................
Tutuplah pintu rumahmu rapat-rapat
Aku akan segera datang mengetuknya
seusai perjalanan panjang ini
................

................
Tutuplah pintu rumahmu
sedemikian rapat
kuncikanlah agar dapat kupaksakan
hasratku menujumu
................

Anonim mengatakan...

Berdamai dengan masa lalu tentu lebih mudah daripada berdamai dengan hari ini.....

Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus

Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...