Februari 13, 2008

Catatan Pagi di Hari Hujan



seringkali aku memercayakan hidup hanya pada langkah kaki. berjalan sendirian atau banyak orang bukan masalah. tapi kesendirian seringkali menyeretku pada nostalgia masa lalu. kepahitan yang bisa tiba-tiba datang tanpa sempat kusiapkan sebuah upacara penyambutan. kakiku ternyata lebih mengerti ke mana harus berjalan. dia lebih mengenal kelokan gang demi gang, dia fasih terhadap jalanan terjal pegunungan, bahkan dia hatam jalan setapak tanpa akhiran. maka berjalanlah aku di sini...



siapa yang mengira, sesuatu akan membawaku kembali ke sini. hutan lindung, air terjun, cericit burung, semuanya terhampar begitu saja di depan mata. seketika sunyi kembali menyergapku. mengirimkan aromanya yang khas dan kental. aku duduk, menikmati semuanya, dalam mendung, dalam gerimis yang tiba-tiba mengguyur, yang seketika berubah menjadi hujan lebat. aku diam. alam memberikan pesonanya. nyatanya, bukan hanya senja yang indah, bukan juga matahari terbit yang seringkali membuat terkesan jutaan orang. pagi hari dengan hujan lebat di tengah hutan lindung adalah pesona alam yang tak bisa juga kuabaikan.




mungkin seperti lelaki ini, kesendirian membuatnya seolah-olah kesepian. ya, kesendirian terkadang membuat seseorang bahagia atau sebaliknya. dan aku, tak ingin sendirian malam ini.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Perjalanan untuk mencari kebahagian tidak bisa diterka kawan, secara tidak langsung kita pernah merasakan kebahagiaan walaupun hanya seminit. Apakah kita sudah bosan dengan hidup kita? Masih ada hari esok yang akan lebih baik. "MASIH ADA KITA KAWAN".

ichal mengatakan...

catatan pagi di hari hujan yang indah, hingga membawa kepada malam yang penuh bintang.

Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus

Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...