Kepada Mei
Mei, di tubuhmu aku menemukan laut
lengkap dengan gelombang dan pasirnya
di matamu aku menemukan matahari dan bulan saling dekap
di jantungmu, waktu melulu berdetak, meledak
Mei, jika malam telah larut, senyap ini akan merayap
dalam gelap, melulu ada yang kalap serupa pembalap
tapi aku dan kamu senantiasa terjaga dalam lelap
ah, tapi begitu cepat jalan-jalan terlewat
dan kamu sebentar lagi berangkat
Mei, kepada siapakah kutitipkan getir ini?
jika dadamu tak lagi menerima segala luka.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus
Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...
-
Cikurai Suatu Ketika 04-06 Juli 2008 Di antara kami belum pernah ada yang sebelumnya ke Cikurai. Gunung yang terletak di kota Garut ini nyat...
-
putih bolong beginilah ketika alam mencoba berteriak dan melawan. sesuatu tiba-tiba menjelma batu. air, pepohonan, tanah dan dedaunan tak la...
-
Nak, esok hari aku akan mengajakmu ke Tempat Pemilihan Suara. Tidak. Aku tidak akan memilih calon gubernur mana pun. Aku hanya ingin mengaja...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar