Februari 24, 2006

Lelaki,
di riuhmu yang kian lengking
aku menangkap sunyi yang memanjang
adakah mungkin engkau rindu untuk pulang?

sebuah amsal tempat lelaki harus kembali.

5 komentar:

dob mengatakan...

ya, aku ingin pulang. tapi bersama kamu...:)

Anonim mengatakan...

saya malah rindu pada sebuah kepergian!

t'wida, kapan nonton teater lagi? maaf yg waktu itu!

Anonim mengatakan...

katakan padanya bila dia memang yang aku kenal. Katakan padanya jika dia lebih menyukai menabur kesunyian lalu berbuah senyap. Katakan padanya sepertinya datangnya seorang kawan hanya merupakan sebuah lalu bagi kehidupannya. Katakan padanya, hidup hanyalah menyemai kawan yang sedang jauh sekalipun mungkin tak kan pernah bertemu dengannya lagi.

delavega mengatakan...

wida,... puisimu menggetarkan jiwa....Makasih dah mampir ke blog saya...

Anonim mengatakan...

biarkan kaki melangkah sendiri...

Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus

Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...