Maret 15, 2007

suratmu tak pernah sampai, bahkan pada sebuah malam
: dewi.penyair

kamu mengirimiku sebuah pesan lewat merpati pos. tapi belum juga sampai hingga sekarang. mungkin sesuatu menjebaknya di udara. cuaca memang terlalu buruk akhir-akhir ini. kita tak pernah bisa menebak, apakah hari akan cerah atau kapan hujan akan datang. semuanya serba tiba-tiba. serupa bencana.

aku di sini. di tempat biasa. seperti kemarin juga. bangun menjelang siang. menyeduh kopi. membakar rokok. dan membaca koran. terkadang koran baru. tapi lebih sering koran lama yang sudah beberapa kali kubuka halamannya. jika kamu sulit menemukanku. mungkin karena sesuatu sedang menghalangi pandanganmu. tak perlu khawatir. aku ada seperti biasa.

kalaupun aku harus percaya ada sisi gelap, maka aku harus percaya ada juga sisi terang. tapi bagiku, seluruhnya melulu gelap. kau tak perlu ragu. aku ada jika kamu merasa perlu. aku tak berhak melarang seseorang menggali sesuatu dari jiwaku. aku hanya takut kamu akan lebih banyak kecewa. karena sisi gelap itu hampir selalu ada mengungkungku.

untukmu, kirimi aku sekali lagi merpati posmu. agar kalimatmu sampai di jendela kamarku.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

sungguh beruntung dewi penyair ini. mendapat sebuah surat darimu. kapan aku dapat surat ya?

Yxji mengatakan...

*tabik*

Gaspar mengatakan...

wah..salut...gue angkat topi buat kamu....bagus banget...puisiku spt aku :)

Anonim mengatakan...

anonymous: siapa anda? biar saya bisa kirim surat untuk anda juga :P

yazid: *tabik* juga!

gaspar: puisiku spt aku? apa maksudnya ya? *maaf agak sedikit lemot*

Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus

Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...