tentang pernikahan dan tahun ketiga
hari ini, genap tiga tahun aku menulis di sini. sebuah rumah sederhana yang terkadang bocor atapnya. tapi aku sungguh merasa rumah ini adalah rumah ternyaman yang aku punya. meski hanya sunyi yang kudapati setiap kali aku membuka pintunya sepulang dari menengok hidup yang terlampau riuh.
di tahun ketiga ini, tiba-tiba aku dihadapkan pada sebuah peristiwa yang menurutku teramat sangat sayang untuk dilewatkan. apalagi kalau bukan sebuah pernikahan. walau menurutku, pernikahan dan kematian berbeda tipis, aku sendiri sampai sekarang masih sulit membedakan di mana letak perbedaannya. kematian, senantiasa diselubungi warna kafan, begitu pun dengan pernikahan. tapi ini bukanlah satu bentuk protes terhadap seorang sahabat yang kemarin melangsungkan pernikahan. bukan sama sekali. ini hanya bentuk perasaan yang mungkin terharu orang bilang, ketika melihat betapa mereka berdua akhirnya duduk juga di kursi pelaminan.
selamat untuk Pramita Gayatri dan Firman Venayaksa,
kata-kata tak akan bisa mewakili kebahagiaanku atas pernikahan kalian berdua.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus
Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...

-
Cikurai Suatu Ketika 04-06 Juli 2008 Di antara kami belum pernah ada yang sebelumnya ke Cikurai. Gunung yang terletak di kota Garut ini nyat...
-
jejak kita akan tercatat dalam sejarah perjalanan. pada setiap persimpangan jalan akan senantiasa ada yang tertinggal. walau hanya sekadar c...
-
perempuan macam apakah saya? pagi tadi, seperti biasa, saya berangkat ke kampus dengan memakai sandal jepit hitam, celana jeans hitam, dan j...
3 komentar:
mereka yang menikah adalah mereka yang punya keberanian tinggi. selamat!
Pernikahan dan kematian memang berbeda tipis. Kematian ada sebagai bagian dari kehidupan, begitu pun dengan pernikahan.
Aku beri selamat juga buat Pramita dan Venayaksa lewat comment ini.
Indah menjadi bagian dari proses pernikahan mereka, walau hanya berperan sebagai penjaga stand makanan: Baso Tahu yang Menyadarkanmu. Hehehe
saung teh sakieu mah teu katingali parah atuh
teu patos katingali aya tapak bocor
oge raraosan asa teu sepi-sepi teuing
masih sering aya nu ngalangkung
masih sering aya nu ngalanglang
cobi tingali tuh saung puisi
waktos ngalongok kadinya,
mani pikawatireun katingalina teh
hateup balocor, usuk tos baruruk
tihang golodog ampir parotong
mhhh..., sedih ningalina
leresan engke mah, nya!
Posting Komentar