September 27, 2003

narsisitas

entah pertemuan ke berapa saat kau dan aku harus saling bertanya
dengan tatap tajam dan hati kita telah saling terluka
siapa yang menyakiti siapa?
haruskah cinta melahirkan kesakitankesakitan?
sedang rindu terus membara atas namamu dan arimata menjadi
pertanda luka kita semakin memanjang

apa makna cinta bagimu?
teriakmu mengalahkan lengking peluit dari stasiun tak bernama
lantas kutemukan diriku dengan tubuh tercabikcabik tanpa siapapun
seluruh nama telah hilang tibatiba, tak menyisakan apapun
hanya percikan darah yang semakin lama semakin melebar

kekasih, inilah aku dalam kehinaan yang nyata, yang tak lagi
mampu mendekap cintamu utuh. telah kugariskan sisa
perjalanan di atas rel pengkhianatan atas nama sepi
maka padamu, kuserahkan kembali cinta
yang kau titipkan di masalalu

detik ini, aku akan kembali berdiri sebagai seseorang
yang mencintai diri sendiri.

BumiAllah, 27 Agustus 2003

Tidak ada komentar:

Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus

Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...