September 24, 2003

mendekatlah!

dirindu yang mana harus kuteriakkan cinta?
sedang baitbait yang kau kirim bersama badai rindu
hanya menjelma lirih di batubatu
aku menangkap isyarat ketakberdayaan dari matamu
saat kelopak mawar menjadi pertanda musim segera
berganti

dihutan yang mana harus kubangun gubuk peristirahatan?
sedang perjalanan masih harus ditempuh dengan atau
tanpa mimpi tentang sebuah negeri
aku menangkap ketakutan dari getar suaramu
saat kalimat demi kalimat terucap menjadi nyanyian sepi
yang paling sunyi

kita telah larut berjalan
tertatihtatih menghitung luka dalam dada
haruskah kita berhenti untuk tidak bersama lagi?
sedang pengembaraan masih menunggu kaki kita
menjejak di atas tanahnya yang gersang. bukankah kau
yang berkata, "kita bisa mencipta matahari, bulan dan
bintang pada rotasi bumi tempat kita berpijak!"

mendekatlah,
dimataku masih ada mimpi kita.

BumiAllah, 29 Agustus 2003

Tidak ada komentar:

Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus

Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...