aku masih akan tetap merasa bersalah jika kamu menulis puisi2 spt itu, aku tau perasaanmu tapi apakah harus larut seperti itu selamanya?
begitulah hidup. terkadang kejujuran yang dianggap bisa menjadi terapi untuk keluar dari sebuah pintu yang gelap menurut saya, tiba-tiba saja dikatakan orang sebagai sesuatu hal yang tidak baik. kenapa tidak baik? karena itu katanya akan membuat seseorang yang lain menjadi sakit. oh ya?
jadi kalau begitu saya harus berpura-pura bahagia? mengatakan kepada dunia bahwa saya baik-baik saja dan merasa sangat bahagia? sehingga seseorang itu tidak lagi akan merasa bersalah tetapi justru sebaliknya? begitu?
saya tak punya apa-apa selain kejujuran. lantas ketika sekarang kejujuran saya membuat seseorang terganggu, saya menjadi berpikir ulang tentang semuanya. atau memang jangan-jangan di dunia ini sudah tak ada lagi kejujuran? sebab kalau kejujuran masih ada? banyak orang yang akan merasa tersakiti?
di negara kita ini demokrasi ternyata hanya omong kosong belaka. bahkan hanya untuk sebuah rasa.
dan hari ini katanya adalah hari ibu. tapi sudah seminggu saya tak melihat wajah ibu. tiba-tiba saja jarak yang hanya beberapa menit membuat saya sesak. saya ingin bertemu ibu. tapi saya tak ingin dia melihat aliran bening menggenang di sudut mata anaknya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus
Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...

-
Cikurai Suatu Ketika 04-06 Juli 2008 Di antara kami belum pernah ada yang sebelumnya ke Cikurai. Gunung yang terletak di kota Garut ini nyat...
-
jejak kita akan tercatat dalam sejarah perjalanan. pada setiap persimpangan jalan akan senantiasa ada yang tertinggal. walau hanya sekadar c...
-
perempuan macam apakah saya? pagi tadi, seperti biasa, saya berangkat ke kampus dengan memakai sandal jepit hitam, celana jeans hitam, dan j...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar