Mei 24, 2005

sebuah Ode untuk Blogbugs (lagi)

apa yang harus saya katakan kepadamu? bertahun-tahun saya menyelami dunia tanpa asal-usul ini ternyata membuat saya terjebak masuk dalam labirin demi labirinnya. tanpa berharap mengenal atau dikenal siapa pun. tapi dua tahun yang lalu, jalinan yang berkelindan dalam monitor di hadapan saya, membawa saya mengenal nama demi nama, kota demi kota. lantas saya merasa menjadi hidup di dunia tanpa nyawa ini. dunia penuh kata-kata.

dua tahun yang lalu, saya mulai menyapa kamu. juga kamu. juga beberapa nama lain yang sungguh, saya tak pernah bermimpi bahwa suatu saat, saya bisa bertemu dengan mereka semua. tapi di sini, dimana semuanya mempunyai kecepatan cahaya, saya diseret pada pertemuan demi pertemuan. pada perkenalan demi perkenalan. akhirnya, saya juga bertemu dengan kamu. juga kamu. juga beberapa nama lain.

sungguh. apa semua ini harus saya syukuri? atau saya anggap sebagai kutukan? karena setelah hari itu, saya merasa, ada jalinan kuat yang mengikat saya dengan kamu. juga kamu. dan beberapa nama lain juga. ikatan ini membuat saya merasa tidak sendirian di dunia yang hiruk. saya merasa mempunyai banyak teman yang senasib dalam hal keterasingan. bukankah kamu merasa terasing, sehingga memutuskan untuk masuk dalam labirin ini?

bagi saya pribadi, blogbugs atau apa pun tentang blog, adalah sebuah labirin yang menyesatkan. yang mampu membawa saya menyelami banyak hal tentang hidup. entah itu buruk atau tidak. entah itu indah atau tidak. tapi semuanya menyisakan satu hal yang membuat saya merasa ada.

haruskah blogbugs dipangkas habis dan dibiarkan mati karena akarnya tercerabut? saya rasa tak perlu seperti itu. bukankah matahari masih terbit esok pagi? kenapa tak kita cari air untuk menyiram bunga yang terlihat layu di matamu itu?

salam,


sireum hideung.
SELAMAT ULANG TAHUN YANG KETIGA UNTUK BLOGBUGS!
maaf, saya tak bisa memberimu apa-apa, selain kata-kata tak bermakna ini.

5 komentar:

Anonim mengatakan...

dunia maya tanpa sempadan akan mengenal kita siapa saja yang berani menerokai alam ni ada nama ada rupa ada suara ...

Wida Waridah mengatakan...

begitulah. tapi kata-kata akan terus bergerak tanpa bisa dibendung siapa pun. tanpa mengenal rupa atau hanya suara. kata-kata akan meraja.

Anonim mengatakan...

kata-kata tak pernah mengenal apapun! selain kemunafikan! hanya datang pada suatu keadaan dan dilupakan dalam keadaan yang baru!

Wida Waridah mengatakan...

layung, kamu terlalu kejam memandang kata. ayolahh.. akrabi dia sebagai kekasih, agar kamu tahu. dia tidak sekejam yang kamu bayangkan.

Anonim mengatakan...

semoga!

Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus

Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...