malam ini, aku menemukan sebuah puisi yang kubuat setahun atau mungkin dua tahun ke belakang. aku tak sengaja menemukannya dari buku catatan lamaku. buku itu muncul tiba-tiba saat aku mencari alamat sebuah penerbit.
sebuah catatan tentangmu
senja ini, kubakar kerudung keikhlasanku
menjemputmu di gerbang duka, mendekapmu
dalam lanskap airmata, menciummu dengan geletar luka
mengajakmu memasuki neraka
senja ini, tak ada lagi catatan bahagia
selain keterpesonaanku padamu
;pada kepahitan yang abadi
mari, masuki rumah sepi bersama hantuhantu
yang tak lagi mencintai dunia
bunuh segala ingatan!
bandung, 05 november 2002.
aku tak ingat lagi, apa yang terjadi pada tanggal itu. yang jelas, diksi dalam puisi itu membuatku mengeryitkan alis. mengerikan! apa yang aku tahu tentang neraka? hantu? luka? sepi?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus
Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...
-
Cikurai Suatu Ketika 04-06 Juli 2008 Di antara kami belum pernah ada yang sebelumnya ke Cikurai. Gunung yang terletak di kota Garut ini nyat...
-
jejak kita akan tercatat dalam sejarah perjalanan. pada setiap persimpangan jalan akan senantiasa ada yang tertinggal. walau hanya sekadar c...
-
perempuan macam apakah saya? pagi tadi, seperti biasa, saya berangkat ke kampus dengan memakai sandal jepit hitam, celana jeans hitam, dan j...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar