kepada lakilaki yang menyimpan lautan di hatinya
terima kasih telah kau ijinkan aku singgah di hatimu
melarutkan airmata dalam gerimis. menyusun kembali
puzzle hidup yang poranda
kita masih berdiri pada stasiun yang sama
menggumamkan rangkaian peristiwa sebagai peta
mencatat semua yang telah lewat, mengabadikan
seluruh janji
terima kasih untuk terus percaya bahwa kita bisa terbang
dengan berpelukan, melarung perjalanan dengan bergenggam
tangan. mencipta puisi dari harihari yang menjelma rasi
meski selalu ada yang tak selesai diantara kita
ketika raungmu memecah sunyi gerbonggerbong
yang membawa seluruh hasrat pada geletar angkasa
hanya tawa yang terdengar samar, mengabut dalam kenangan
mencipta jarak bagi pengembara yang terluka
aku hanyalah perempuan asing dalam perjalananmu
menempuh rimba usia, tapi kau telah mendekapku
serupa malam memeluk bulan
rintihmu mengabur dalam desau camar dan nyanyi daun
mungkin jarak terlalu lekat hingga airmata menjadi kelelawar
yang memangsa ranum hatimu meski lindap bulan merajam
gelap dalam dada
perbincangan telah selesai
tapi rindu kita tak pernah usai.
BumiAllah, 12 November 2003
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus
Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...
-
Cikurai Suatu Ketika 04-06 Juli 2008 Di antara kami belum pernah ada yang sebelumnya ke Cikurai. Gunung yang terletak di kota Garut ini nyat...
-
jejak kita akan tercatat dalam sejarah perjalanan. pada setiap persimpangan jalan akan senantiasa ada yang tertinggal. walau hanya sekadar c...
-
perempuan macam apakah saya? pagi tadi, seperti biasa, saya berangkat ke kampus dengan memakai sandal jepit hitam, celana jeans hitam, dan j...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar