duka cita yang sedalam-dalamnya, atas kebakaran di pentagon.
semoga sejarah yang tertoreh di sana, takkan pernah lekang
minimal dalam ingatan
UPDATE
sesungguhnya, saya ingin menuliskan semua perihal gedung pentagon --rumah kedua saya itu. tapi nyatanya saya tak bisa menuliskan apapun. saya ingin bercerita banyak hal tentang bagaimana pentagon telah banyak menyimpan peristiwa. tentang malam-malam saya yang panjang, gelas-gelas kopi yang berserak, abu dan puntung rokok yang saling tindih dengan kertas-kertas dan sampah yang tercecer. ah... semuanya mengingatkan saya pada masa lalu. saya ingin kembali pada masa-masa itu, sungguh!
saya ingin mengulang lagi peristiwa yang dulu. saat aku dan kamu masih seperti kanak-kanak, bersepeda, meluncur, pada sebuah jalan menurun, sebuah malam yang hitam.
saya ingin mengulang lagi peristiwa yang dulu. saat aku dan kamu masih seperti kanak-kanak, bersepeda, meluncur, pada sebuah jalan menurun, sebuah malam yang hitam.
3 komentar:
teman, semoga hatimu tak turut terbakar...meski kepalamu harus elalu membakar
trims udah singgah, btw
di manakah itu? bawa aku ke sana.
dan
bolehkah
aku
rembah?
meski
hanya
sebentar saja.
masihkah kau ingat
ketika dingin malam
menyelimuti lekuklekuk tubuh
kerlip lelampu di bawah sana
dan meja-bangku membisu
menjadi saksi betapa liar
imajinasi yang kita bangun?
di pentagon, di pentangon
kenangan bersamamu tak akan pudar
walau bangkubangku itu telah mengabu
karena imajinasi terus berpacu
Posting Komentar