bagiku, cinta sudah mati hari ini.
bukan,
ini bukan sebuah upaya untuk menjadi antagonis dari mereka yang memuja dan mengelu-elukan cinta. bukan. sebab dua hari kemarin pun, saya masih memuja cinta. dengan sepenuh hati, dengan setulus jiwa. hanya saja, peristiwa yang lewat hanya sepersekian detik dalam rutinitas hidup kita ternyata mampu mengubah sebuah pemujaan menjadi sebuah ritual pemakaman.
hari ini, saya telah membunuh cinta dengan kedua tangan saya. tak ada air mata yang perlahan meleleh, melintasi pipi, jatuh ke atas pangkuan. tak ada jeritan mengerikan yang mengiringi kematiannya. semuanya berjalan tanpa ada suara. hanya waktu yang terus berjalan, karena tak ada yang mampu menghentikannya.
cinta?
makhluk semanis itu ternyata lebih manis lagi dalam bentuknya yang sekarang. berupa mayat dan sebentar lagi berubah menjadi artefak. kelak, jika ada yang mengucapkan cinta dengan sungguh-sungguh dan penuh penghayatan di hadapan saya, saya akan melihatnya sebagai artefak yang hidup kembali. zombie dari mummi yang telah lama dikremasi. ahhh...
bagiku, cinta sudah mati hari ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus
Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...
-
Cikurai Suatu Ketika 04-06 Juli 2008 Di antara kami belum pernah ada yang sebelumnya ke Cikurai. Gunung yang terletak di kota Garut ini nyat...
-
jejak kita akan tercatat dalam sejarah perjalanan. pada setiap persimpangan jalan akan senantiasa ada yang tertinggal. walau hanya sekadar c...
-
perempuan macam apakah saya? pagi tadi, seperti biasa, saya berangkat ke kampus dengan memakai sandal jepit hitam, celana jeans hitam, dan j...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar