Agustus 31, 2008
Agustus 26, 2008
tentang cinta dan ketagihan
malam ini tiba-tiba seorang teman bicara tentang cinta, sesuatu hal yang sudah lama sekali saya hindari. dia, kawan saya itu, sedang ingin memisahkan antara cinta dan ketagihan. mari kita simak pendapatnya tentang cinta dan ketagihan.
cinta itu pembenaran pribadi atau bersama terhadap suatu hal yang dianggap sebagai suatu sub sense dari suka, mungkin. atau ada yang mengatakan juga cinta itu loncatan listrik sesaat yang timbul di ujung neuron yang muncul pada satu kondisi tertentu. tapi definisinya absurd.
cinta tidak ada bedanya dengan rasa lain undefined dan merepresentasikan rasa itu sendiri, apa itu sayang? apa itu benci? apa itu sakit? tidak terdefinisikan karena secara biologis itu hanya bagian dari reaksi tubuh, namun karena banyak hal terlalu di ekspos. karena cinta merepresentasikan rasa, jelas beda dengan ketagihan, kalau ketagihan merepresentasikan tuntutan
lantas saya tergelitik untuk bertanya: tapi keduanya bisa menjadi satu jalinan yang tak terpisahkan? atau memang kalau ada cinta, tak akan ada ketagihan? atau bagaimana?
esensi frasenya bukan keterikatan cinta dan ketagihan, tapi apakah yang kita rasakan merupakan cinta atau ketagihan. idealnya cinta itu murni karena bagian dari rasa, pure humanly, sementara ketagihan adalah dibuat, diharuskan, dibiasakan, it's EGO. jika tidak dikelola dengan baik, rasa cinta berubah jadi ketagihan, efeknya mungkin lost orientasi dalam suatu ikatan.
dari "karena cinta saya harus bersama kamu" menjadi hanya "saya harus bersama kamu."
lalu bagaimana menurut anda?
cinta itu pembenaran pribadi atau bersama terhadap suatu hal yang dianggap sebagai suatu sub sense dari suka, mungkin. atau ada yang mengatakan juga cinta itu loncatan listrik sesaat yang timbul di ujung neuron yang muncul pada satu kondisi tertentu. tapi definisinya absurd.
cinta tidak ada bedanya dengan rasa lain undefined dan merepresentasikan rasa itu sendiri, apa itu sayang? apa itu benci? apa itu sakit? tidak terdefinisikan karena secara biologis itu hanya bagian dari reaksi tubuh, namun karena banyak hal terlalu di ekspos. karena cinta merepresentasikan rasa, jelas beda dengan ketagihan, kalau ketagihan merepresentasikan tuntutan
lantas saya tergelitik untuk bertanya: tapi keduanya bisa menjadi satu jalinan yang tak terpisahkan? atau memang kalau ada cinta, tak akan ada ketagihan? atau bagaimana?
esensi frasenya bukan keterikatan cinta dan ketagihan, tapi apakah yang kita rasakan merupakan cinta atau ketagihan. idealnya cinta itu murni karena bagian dari rasa, pure humanly, sementara ketagihan adalah dibuat, diharuskan, dibiasakan, it's EGO. jika tidak dikelola dengan baik, rasa cinta berubah jadi ketagihan, efeknya mungkin lost orientasi dalam suatu ikatan.
dari "karena cinta saya harus bersama kamu" menjadi hanya "saya harus bersama kamu."
lalu bagaimana menurut anda?
Langganan:
Postingan (Atom)
Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus
Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...
-
Cikurai Suatu Ketika 04-06 Juli 2008 Di antara kami belum pernah ada yang sebelumnya ke Cikurai. Gunung yang terletak di kota Garut ini nyat...
-
jejak kita akan tercatat dalam sejarah perjalanan. pada setiap persimpangan jalan akan senantiasa ada yang tertinggal. walau hanya sekadar c...
-
perempuan macam apakah saya? pagi tadi, seperti biasa, saya berangkat ke kampus dengan memakai sandal jepit hitam, celana jeans hitam, dan j...