akhirnya aku harus pulang
:refleksi atas sebuah cinta jarak
akhirnya kau dan aku harus kembali memasuki gerbong
gerbong yang berbeda. kau berlari ke arah timur matahari
sedang aku tertatihtatih ke arah barat, mempertegas
sebuah kepulangan
derit kereta kembali menelan tubuhmu dari stasiun tua
milik kita. kota ini menyimpan sekelumit kisah kecil kau
dan aku yang kelak hanya akan jadi kelakar
senandungku mencoba mengalahkan lengking peluit
yang mengawali kembali jarak. dan perpisahan tetaplah
perpisahan apapun namanya. kau menjadi titik paling kecil
dalam pandangan sebelum hilang ditelan kabut pekat
aku masih terdiam di sini, menunggu sebuah gerbong
menyeretku, lantas kota ini kembali sunyi. tak ada kau,
tak ada aku
dan tibatiba aku menemukanmu benarbenar lenyap tanpa jejak
lalu kutemukan diriku sendiri tanpa siapa pun. menunggu
kepastian membawaku pulang, sedang mataku masih menangkap
sketsa wajahmu meski samar
belum sempat kutanyakan tentang arti rindu
kau telah begitu saja lenyap. melangkahkan kaki ke arah panggilan
milik ibu, dan dalam kepalamu masih ada mimpi tentang
kampunghalaman yang rindang
kita telah benarbenar berjarak, sedang usia terus bergerak
aku kembali sendiri, terasing dalam sunyi yang nyata
dalam hampa yang terasa lekat
aku pemuja sepi yang akhirnya harus pulang
menuju entah!
01:15 am
Agustus 14, 2003
Agustus 11, 2003
Agustus 04, 2003
aku bahagia ketika kita benar-benar bertemu... meski sekedar saling bercerita tentang hidup yang kurasakan begitu berat, semakin berat. kau tahu? ada banyak rindu yang meski ku urai padamu. tapi selalu saja waktu membuat kita terburu-buru.. seakan-akan kita saling ketakutan waktu meninggalkan kita, seperti sebuah kereta meninggalkan stasiun dalam kekosongan.
benarkah kita takut kekosongan kekasihku? bukankah kau telah mengisi ruang kosong di jiwaku? begitupun sebaliknya? lantas, kenapa kita berebut saling meninggalkan?
benarkah kita takut kekosongan kekasihku? bukankah kau telah mengisi ruang kosong di jiwaku? begitupun sebaliknya? lantas, kenapa kita berebut saling meninggalkan?
Langganan:
Postingan (Atom)
Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus
Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...
-
Cikurai Suatu Ketika 04-06 Juli 2008 Di antara kami belum pernah ada yang sebelumnya ke Cikurai. Gunung yang terletak di kota Garut ini nyat...
-
jejak kita akan tercatat dalam sejarah perjalanan. pada setiap persimpangan jalan akan senantiasa ada yang tertinggal. walau hanya sekadar c...
-
perempuan macam apakah saya? pagi tadi, seperti biasa, saya berangkat ke kampus dengan memakai sandal jepit hitam, celana jeans hitam, dan j...