April 24, 2004

banyak orang menulis untuk hidup, tapi bagaimana kalau sekarang aku memutuskan hidup untuk menulis. hanya menulis!

April 21, 2004

gunung batu, 20 april 2004

di tebing inilah ziarah dimulai
tetirah akan perjalanan panjang melelahkan
menyimpan sejenak kesombongan
melupakan sedetik saja kemunafikan
melebur segala rasa, juga cinta

di sebuah tebing, dimana manusia tak berarti apa-apa

April 18, 2004

kilometer 65

akhirnya kularung juga perjalanan
menemuimu dalam gigil subuh
kabut dan airmata menjadi satu
memecah rasa, menghapus prasangka

akhirnya kita berhasil berjabat
meski dengan kalimat-kalimat singkat
meski dalam waktu yang memburu
meski hanya melepas lelah dan gelisah

akhirnya.. kita bertemu!

April 12, 2004

senja menjelang mati rasa

jangan lelah berkata cinta perempuan
sebab di jantungmu, aku hidup
dalam syahadatmu aku menyahut
dan malam akan mengirim kembali
semua yang kau cari dan cari

jangan pernah lelah mengejar mimpi!

April 07, 2004

kepadamu yang mencipta puisi
dalam gelapnya keraguan


lukamu mungkin belum selesai sampai disini, tapi airmata
tak harus surut menjadi pasir bagi berlabuhnya ombak,
deru nafasmu tak harus melukis amukan bagi ribuan badai
lelaplah dalam sunyi yang nisbi, agar lelah tak lagi singgah
lupakan camar yang lupa pulang sarang, sebab ada senja
yang akan membawanya kembali ke pulau ingatan
bermimpilah tentang rumah, tempat istirah bagi resah dan
gelisahmu yang fana

di jalanjalan ini, kelak kita nyanyikan lagu kepedihan
dengan musik semestanya yang tak pernah berhasil terbaca
hanya jejak menanjak yang akan menuntun langkah ini
menuju tebing rindu ibu, dari rahimnya yang abadi terlahir
nestapa dan kekalahan pada takdir. nasib menjadi pertanda,
hidup bukanlah sesuatu yang harus dimenangkan

kau dan aku mungkin akan bertemu pada peta lain
di rimba lain dengan catatan sejarah yang lain
tapi mata batin kita akan bicara tentang rindu
yang tak pernah usai.

BumiAllah, 03 april 2004

April 05, 2004

PEMILU

adakah yang lebih baik untuk bangsaku
selain ini, tuhan?

indonesia, 5 april 2004

April 04, 2004

catatan kecil dari pementasan musik sawung jabo

Tentang Hidup Tentang Cinta

sering kita mengurai hidup, sering pula mengurai cinta
namun sering kali kata-kata tidak mampu menguraikan dan menembus lapis-lapis makna terdalam dari kandungan hidup yang penuh rahasia.

sehingga akhirnya tanpa terasa kita terjebak
dalam lingkaran permainan kata-kata indah belaka

seolah olah harus menggunakan kata-kata yang tinggi
untuk sekedar menjelaskan persoalan hidup dan cinta,
yang terkadang cukup dengan sebaris kata sederhana saja.

kata-kata yang hidup dan hidup seringkali mengeluarkan auranya pada saat kita mengucapkannya dengan pasrah sumarah.

lewat getar naluri cinta yang tanpa henti mengalir
kita mencoba memahami hidup yang terus mengalir.

upacara kecil dan sederhana kali ini pun
adalah bagian dari upaya penguraian hidup dan cinta
lewat sisi pandang para pelaku hidup pemercaya cinta
di bumi ini.

MEMBUKA MATA MELIHAT YANG NYATA
MEMEJAMKAN MATA MELIHAT YANG INTI. (Sawung Jabo)

beginilah hidup, detik-detik berlari... cerita-cerita berputar... ada benci, ada rindu, ada cinta. dan kita, anak-anak zaman hanya sekedar menjadi wayang. dan kita sendiri yang menentukan, siapa yang akan menjadi dalang bagi diri juga hati.

Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus

Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...