September 27, 2003

narsisitas

entah pertemuan ke berapa saat kau dan aku harus saling bertanya
dengan tatap tajam dan hati kita telah saling terluka
siapa yang menyakiti siapa?
haruskah cinta melahirkan kesakitankesakitan?
sedang rindu terus membara atas namamu dan arimata menjadi
pertanda luka kita semakin memanjang

apa makna cinta bagimu?
teriakmu mengalahkan lengking peluit dari stasiun tak bernama
lantas kutemukan diriku dengan tubuh tercabikcabik tanpa siapapun
seluruh nama telah hilang tibatiba, tak menyisakan apapun
hanya percikan darah yang semakin lama semakin melebar

kekasih, inilah aku dalam kehinaan yang nyata, yang tak lagi
mampu mendekap cintamu utuh. telah kugariskan sisa
perjalanan di atas rel pengkhianatan atas nama sepi
maka padamu, kuserahkan kembali cinta
yang kau titipkan di masalalu

detik ini, aku akan kembali berdiri sebagai seseorang
yang mencintai diri sendiri.

BumiAllah, 27 Agustus 2003

September 24, 2003

mendekatlah!

dirindu yang mana harus kuteriakkan cinta?
sedang baitbait yang kau kirim bersama badai rindu
hanya menjelma lirih di batubatu
aku menangkap isyarat ketakberdayaan dari matamu
saat kelopak mawar menjadi pertanda musim segera
berganti

dihutan yang mana harus kubangun gubuk peristirahatan?
sedang perjalanan masih harus ditempuh dengan atau
tanpa mimpi tentang sebuah negeri
aku menangkap ketakutan dari getar suaramu
saat kalimat demi kalimat terucap menjadi nyanyian sepi
yang paling sunyi

kita telah larut berjalan
tertatihtatih menghitung luka dalam dada
haruskah kita berhenti untuk tidak bersama lagi?
sedang pengembaraan masih menunggu kaki kita
menjejak di atas tanahnya yang gersang. bukankah kau
yang berkata, "kita bisa mencipta matahari, bulan dan
bintang pada rotasi bumi tempat kita berpijak!"

mendekatlah,
dimataku masih ada mimpi kita.

BumiAllah, 29 Agustus 2003

September 13, 2003

kelahiranmu cucuku
: farrel al ghazali

terbukalah dunia di matamu kini, ada banyak warna
yang bermula dari putih dan hitam. belum saatnya.
kelak, ada ribuan pelangi di matamu
menawarkan seribu kebahagiaan juga kesakitan

inilah dunia itu cucuku,
dimana seluruhnya menyatu, membuat perlambang
sendiri bagi hidup kita yang serupa airmata.

bumiallah, 13 september 2003

cat: untuk kelahiran seorang bayi, 22 agustus 2003

Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus

Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...