Juli 30, 2003

Bukan kata Maaf

Masih di tempat biasa aku merenung
mengingat semua yg pernah ada diantara kita
cinta, sayang, rindu jadi satu
terbungkus asa yang selalu bergelora

Sejenak kubenamkan kepalaku yg panas
dalam kolam indah penuh dengan air surgawi
berharap dapat mendinginkan beban yg ada
namun yg selalu kudapat hanya sejumput EMOSI

Mungkin kata maaf takkan pernah cukup
untuk menutupi semua dosa dan salahku selama ini
mencintaimu, merindukanmu dan menginginkanmu
selalu menjadi hal yg paling indah yg ku nikmati

tapi....mungkin aku memang takan pernah bisa
membuatmu damai, AMAN, dan menikmati cinta ini
semua kesalahanku ! kesalahanku yang selalu ingin kuperbaiki
masih adakah kesempatan untuk merubah segalanya ?

semakin kusadari semuanya cinta ini memang buatmu
hati ini, diri ini, jiwa ini sepenuhnya hanya untukmu
namun rasa rindu ini kadang membuatku buta
dan membuatmu merasa terluka.....

KATA MAAF memang takkan pernah cukup
andai ada kata yg dapat mengungkapkan semua penyesalanku
selain kata MAAF !
MAAF karena aku terlalu mencintaimu, menyayangimu dan menginginkanmu
MAAF karena aku terlalu bodoh untuk menyadari bahwa kamu memang mencintaiku !!!

MAAF aku buatmu yang disana..terluka dan tersiksa

-dedicated buat seseorang yg pernah aku lukai dan kecewa
aku mencintaimu dengan seluruh jiwa !
mudah-2an kamu dapat merasakan itu !

by: sheldiez

Juli 20, 2003

dalam sebuah ingatan
: abimanyu


di hutan ini aku mengekalkan ketakutan
ketika desir hanya tertangkap ingatan
dan gerimis menyelimuti tenda harapan

entah berapa lembah dilalui, dan tebing
tebing telah memahat jejak kita, aku
masih juga merasa engkau berdiam di
pelupuk mata

inikah ingatan atas airmata?
saat yang terdengar hanya gaung dari
loronglorong tak bernama, memantulkan
ribuan kali peristiwa demi peristiwa

kita pernah singgah di sini, di masalalu
yang kelak jadi abu.

BumiAllah, 18 Juli 2003

Juli 12, 2003

solitude

ketika dering tak tertangkap lagi
dan monitor enggan berkata apa pun
menangislah seribu semut dalam diri
mencipta airmata pada seribu lautan

dimana engkau?
dalam diam samudera mengamuk
gelombangnya menghempas jantung
gemuruhnya memantul di tebingtebing hati
menyisakan jejak di lembahlembah duka

aku linglung mencari ketiadaan dalam kehadiran
mungkin kobar api dari matamu mampu
menuntunku, maka kubakar dupa di rahimmu
lalu kukirimkan sepotong doa

engkau dimana?
masih juga kucari wujudmu
sebab ketuaanku selalu rindu pelukmu yang lapang
hasratku masih memuja namamu sebagai seseorang
yang diamdiam kunanti kehadirannya.

BumiAllah, 07 Juli 2003

Juli 08, 2003

menyeruak bebatuan

di negeri ini yang tertinggal hanya puing peradaban
sisa dari berbagai upacara dan peristiwa. setetes airmata,
sepinggan doa telah lenyap dibakar pejiarah yang kalut
ada yang menyempurnakan kesedihan lewat jalan setapak
yang menanjak

di negeri ini tak hanya gemericik air yang telah lenyap
namun tangis bayi, lenguh kerbau, cericit burung, desah
angin dan gemerisik dedaunan pun ikut terbang bersama
sengketa juga dendam

di negeri ini tak sejengkal tanah pun sebagai rumah
maka kuseret peradaban dalam langkahlangkah berat
dan di punggungku masih juga sarat amanat, tanggung
jawab sebagai anak. sedang rindu kepadamu masih merasuk
dalam batin, menggenapkan kesakitan yang kudus

dalam cintamu yang berbatu, kukayuh lagi langkah
mencari rumah sebagai persinggahan abadi.

BumiAllah, 2003

Hutan untuk Masa Depan: Kisah Inspiratif A'ak Abdullah Al-Kudus

Beberapa bulan ke belakang, tepatnya bulan Maret 2023, kawasan hutan Lindung Ranca Upas rusak, hamparan bunga rawa tak bersisa. Kerusakan ka...